blank
Kasi Pelayanan Anak dan Lansia, A Jasmari, saat memberikan materi kepada para peserta. Foto : Hana Eswe

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sebanyak 40 orang penyandang difabel mengikuti pelatihan dengan materi Tata Boga yang dilaksanakan Dinas Sosial Kabupaten Grobogan. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni Senin-Selasa (9-10/3/2020), di Aula Dinas Sosial, Jalan Gajahmada, Purwodadi.

Di hari kedua, merupakan pelatihan yang paling ditunggu para peserta. Pasalnya, di hari kedua ini, mereka melakukan praktik membuat kue kering. Dari 40 peserta ini dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan wilayah domisili masing-masing peserta, yakni kelompok timur, tengah dan barat. Mereka terlihat menyimak arahan dari pemateri sebelum dilakukan praktek membuat kue jenis kastengel ini.

Khusus penyandang tuna wicara, mereka tidak khawatir kesulitan menangkap materi sebab pemateri sudah didampingi penerjemah untuk menerjemahkan maksud instruktur dalam praktik ini.

Dalam praktik ini, semua peserta harus terlibat. Terlihat dari mereka yang melakukan tugasnya sesuai dengan kemampuan, seperti menguleni adonan, mencetak bentuk kue kering hingga menyiapkan kompor dan oven untuk memanggang kue tersebut.

Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Grobogan, Achmad Haryono melalui Kasi Lansia dan Anak, Achmad Jasmari menjelaskan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka melakukan pembinaan dan pemberdayaan penyandang disabilitas di Kabupaten Grobogan.

blank
Para penyandang difabel mengikuti pelatihan membuat kue kering. Foto: Hana Eswe.

“Di Kabupaten Grobogan, terdapat 9.274 penyandang difabel. Setiap tahunnya, Dinas Sosial melakukan kegiatan pelatihan untuk memberi motivasi kepada mereka agar mandiri, tetap bersemangat dan berkarya meski mempunyai keterbatasan fisik,” ujar Jasmari, di sela-sela pelatihan ini.

Sudah Ada Payung Hukum

Menurut Jasmari, tujuan dari pelatihan ini dilakukan untuk melatih dan mendidik para penyandang difabel yang selama ini masih kurang semangat untuk berkarya secara mandiri. Bahkan, Kabupaten Grobogan sudah ada Perda Nomor 2/2020 tentang Penyandang Disabilitas yang menjadi payung hukum bagi semua penyandang disabilitas di wilayah ini.

“Alhamdulilah, Kabupaten Grobogan sudah mempunyai perda tentang penyandang disabilitas yang baru saja disahkan, yakni perda nomor dua tahun 2020. Di dalamnya memuat perlindungan disabilitas, termasuk adat, penanganan kesehatan, jaminan sosial, pemberdayaan dan sebagainya,” jelas Jasmari.

Selama dua hari pelaksanan pelatihan ini, Jasmari mengapresiasi semangat para penyandang difabel yang bersungguh-sungguh dalam mengikuti paparan yang disampaikan narasumber. Kekompakan sudah terlihat, meskipun para peserta yang mengikuti pelatihan ini semua murni belum pernah mengikuti pelatihan yang menggandeng kaum difabel.

blank
Pelatihan ini dimaksudkan agar para difabel dapat mandiri dan berkembang. Foto : Hana Eswe.

Terbentuk KUBE

Pasca pelatihan ini, para peserta dibagi menjadi tiga Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Diharapkan, pembentukan kelompok ini, para penyandang disabilitas dapat berdaya sesuai dengan bidangnya agar dapat berkarya secara bersama-sama. Hal tersebut diungkapkan Sunar, Ketua Forum Tim Advokasi Difabel (FTAD ) Kabupaten Grobogan.

“Sampai hari ini saya melihat teman-teman yang ikut pelatihan ini bersemangat. Antusiasnya juga baik. Di kegiatan ini, kami memang mengajak teman-teman yang belum pernah mendapatkan pelatihan keterampilan kepada mereka. Harapannya, setelah pelatihan dibentuk kelompok-kelompok usaha bersama dan mereka bisa berkembang,” tambahnya.

Dalam pelatihan ini, masing-masing kelompok juga diberikan bantuan alat seperti kompor sebagai modal untuk pembuatan usaha kue kering. “Pelatihan ini dilakukan untuk memotivasi kalian semua dengan harapan kalian semua bisa mandiri, berpikir positif dan terus berkarya. Dari sekitar sembilan ribu lebih penyandang difabel di Kabupaten Grobogan, tidak semuanya mendapatkan pelatihan ini. Hal tersebut karena terbatasnya anggaran. Namun, setiap tahunnya dilakukan pelatihan dengan materi yang berbeda-beda dan para penyandang difabel yang belum pernah ikut pelatihan dapat mengikutinya. Kegiatan ini juga dibiayai APBD Grobogan dengan harapan para penyandang difabel ini mendapatkan keterampilan,” tambah Jasmari.

Hana Eswe-trs

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini