blank
Ruang pingit Kartini tampak dari luar.

JEPARA (SUARABARU.ID) –  Tidak banyak yang tahu bahwa ruang pingit RA. Kartini masih ada dan terawat hingga saat ini di ruang tengah Pendopo Kabupaten Jepara. Suarabaru.id  berkesempatan masuk bersama Kapolres Jepara, Dandim Jepara dan Kejaksaan  untuk melihat-lihat peninggalan RA. Kartini.

blank
Perabotan dalam kamar pingitan Kartini.

Tiba di sebuah ruangan, Plt. Bupati Dian Kritiandi mengajak masuk kedalam ruangan yang semula tertutup. Seketika itu aura mistis terasa dari dalam ruangan, ketika melihat peninggalan-peninggalan RA. Kartini yang berupa meja, kursi serta ranjang tempat tidur masih berada pada posisi semula sejak zaman dulu.

Sebuah kamar bersejarah yang dapat merubah cara pandang wanita Jawa pada saat itu, dan menjadikan Kartini sebagai pejuang Emansipasi Wanita.

Di ruang inilah Kartini menghabiskan masa remajanya sebelum dipersunting oleh Bupati Rembang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat. Dalam masa pingitannya Kartini menghabiskan waktu untuk membaca dan berkirim surat kepada sahabatnya di Belanda yakni Setella Zeehandelar dan Ny. Abendanoon.

blank
Di meja inilah Kartini menghabiskan waktu untuk membaca dan berkirim surat kepada para sahabat-sahabtnya di negeri Belanda.

Dalam suratnya kepada para sahabatnya, Kartini mengungkapkan kekecewaanya. Dikutip dari buku Hadi Priyanto, yang berjudul Kartini Penyulut Api Nasionalisme, disebutkan bahwa surat kepada Setella pada tanggal 25 Mei 1899 mengatakan:

“Saya harus masuk kotak. Saya dikurung di dalam rumah, saya tidak boleh kembali kedunia itu lagi semasih belum berada di sisi seorang suami, seorang laki-laki yang asing sama sekali, yang dipilih orang tua bagi kami untuk mengawini kami, sesungguhnya tanpa setahu kami”.

Selesai melihat ruangan Kartini serta beberapa peninggalannya, kami diajak ke serambi belakang melihat sekolah Kartini yang bentuknya masih terjaga hingga saat ini.

Ulil Abshor