WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Sejumlah anggota Polsek Kalikajar Pecinta Alam (Pokapala) bersama Kelompok Tani Bina Sejahtera Desa Bowongso Kalikajar Wonosobo melakukan penanaman pohon beringin untuk konservasi air di hulu Kali Tepuk Bowongso Kalikajar.
Lebih dari 50 batang bibit pohon beringin ditanam di lereng aliran Sungai Kali Tepuk sepanjang lebih kurang 3 kilometer. Aksi penanaman pohon tersebut merupakan agenda lanjutan karena sebelumnya telah ditanam sekitar 400 batang bibit serupa.
Kapolsek Kalikajar Iptu Budi Rustanto melalui Kanit Sabhara Aipda Edi Setyo, Jumat (17/1), mengungkapkan upaya ini merupakan salah satu bentuk kepedulian anggota Polri untuk menjaga ketersediaan air bagi anak cucu di wilayah Bowongso Kalikajar.
“Hulu Kali Tepuk merupakan titik paling akhir yang ada di lereng Gunung Sumbing. Aliran air dari titik ini akan bermuara ke Kali Waru Kalikajar, Sungai Galuh dan berujung di Sungai Serayu sebagai sumber penghidupan warga sekitar,” ungkapnya.
Meski melewati medan yang cukup menyulitkan, namun anggota Pokapala Polsek Kalikajar berkomitmen untuk terus berpatisipasi dalam kegiatan semacam ini. Kegiatan menanam pohon sangat penting untuk kelestarian lingkungan dan konservasi alam.
“Selain demi kelestarian lingkungan agar ketersediaan air tercukupi, penanaman pohon juga sebagai tindakan pencegahan dini musibah tanah longsor dan banjir. Karena beberapa wilayah di Kalikajar masuk zona merah rawan bencana alam,” ujarnya.
Gemar Menanam
Sementara itu, Penasehat Kelompok Tani Bina Sejahtera Desa Bowongso, Yusuf mengungkapkan pemilihan pohon beringin yang ditanam karena lebih tahan terhadap kondisi yang ekstrem. Akar pohon beringin juga punya kemampuan menyimpan air.
“Dari evaluasi kegiatan penanaman sebelumnya, tingkat kematian bibit ini kurang dari 1 persen. Ini merupakan program rutin penanaman pohon di kanan kiri sungai. Total yang sudah ditanam sampai saat ini sudah 450 bibit pohon beringin,” ujarnya.
Yusuf menyebut, kegiatan serupa akan terus digalakan di wilayah Kalikajar. Pihaknya mempersilahkan elemen masyarakat dan komunitas pemuda untuk berpartisipasi dalam program ini sebagai wahana mendidik masyarakat untuk gemar menanam pohon.
“Desa Bowongso merupakan salah satu desa yang berada di lereng Gunung Sumbing dengan potensi bencana alam berupa tanah longsor di lahan dan pemukiman warga cukup tinggi. Warga setempat masih mengandalkan mata air alami sebagai sumber kehidupan,” katanya.
Pihaknya berharap, dengan adanya program konservasi air dengan penanaman pohon ini, dapat menjaga ketersediaan air bagi anak cucu mendatang. Kondisi lingkungan juga tetap terjaga sehingga tidak mudah terjadi tanah longsor maupun musibah banjir.
Muharno Zarka/mm