blank
Dr H Zastrow Al Ngatawi MSi ketika menyampaikan paparan di hadapan calon wisudawan-wisudawati Unsiq Jawa Tengah di Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Mantan ajudan Presiden RI Abdurrahman Wahid dan budayawan NU yang kini menjadi pengurus PBNU Dr H Zastrow Al Ngatawi MSi mengatakan generasi milenial saat ini harus menguasai teknologi informasi, melek media dan paham sejarah.

“Jika sampai generasi milenial tidak bisa menguasai tehnologi informasi, tidak melakukan literasi media dan tidak paham dengan sejarah masa lalu, maka akan ditelan zaman. Pemahaman sejarah akan menjadi tonggak perjalanan di masa depan,” tegasnya.

Penegasan tersebut disampaikan H Zastrow Al Ngatawi saat mengisi “Pembekalan dan Pelepasan Calon Wisudawan-Wisudawati ke-XXXVIII Tahun 2020 Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo.

blank
Dr H Zastrow Al Ngatawi MSi, Pengurus PBNU Jakarta. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Selain Zastrow, turut mengisi pembekalan pula Dr H Sulkhan Chakim Sag, MM alumnus Fakultas Dakwah Unsiq yang kini menjabat Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IAIN Purwokerto dan lulusan S3 Kajian Budaya dan Media UGM Yogyakarta.

Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor Unsiq Dr KH Mukhottob Hamzah MM, Wakil Rektor I Dr H Z Sukawi MA, Wakil Rektor II Dr H Mahfudz MA, Wakil Rektor III Drs H Samsul Munir MA dan Ketua Senat Unsiq Jawa Tengah di Wonosobo Dr KH Ngarifin Shidiq MPdI.

Panggung sesungguhnya bagi seorang sarjana, imbuhnya, adalah pasca diwisuda dan terjun di masyarakat secara langsung. Karena sesungguhnya pertarungan ideologi, intelektual dan karya nyata bagi seorang sarjana yang sudah dibekali ilmu, ada di masyarakat.

Harus Kreatif

Kini, tambahnya, dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0. Era ini ditandai dengan perkembangan tehnologi informasi yang maha dahsyat. Siapa pun yang tidak menguasai teknologi informasi di erat digital ini akan ketinggalan zaman.

“Namun sebelum memahami era 4.0, mahasiswa yang telah lulus jadi sarjana juga harus tahu era 0.1, 2.0 dan 3.0. Jika tidak maka akan menjadi generasi yang tidak matang, gumunan, kagetan dan tidak siap menghadapi segala perubahan tehnologi,” sebutnya.

Menurut mantan aktifis mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga itu, era 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap. Mesin uap dijadikan alat untuk menggerakan transportasi. Era 1.2 lahir tenaga listrik dan era 3.0 perkembangan dunia industri,” paparnya.

“Semua ulama di NU mengalami semua era yang telah lewat. Tapi mereka tidak terseret dan terpengaruh dengan efek perkembangan zaman. Mereka tetap gigih mempertahankan ideologi Islam Nusantara yang bisa menyatukan bangsa Indonesia,” katanya.

Sementara itu, senada dengan Zastrow Ngatawi, Sulkhan Chakim mengajak alumnus Unsiq yang akan diwisuda untuk berfikir kreatif, inovatif dan mandiri. Karena ilmu yang didapat di kampus, hanya bagian sedikit dari ilmu yang akan diarungi di masyarakat.

“Sarjana Unsiq ini berbeda dengan lulusan perguruan tinggi lain, sekalipun dengan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN). Karena kuliahnya berbasis pesantren dan ilmu-ilmu Al Qur’an. Jadi berkah  Al Qur’an akan didapat setiap alumnus,” cetusnya.

Muharno Zarka-trs

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini