SEMARANG (SUARABARU.ID) – Petrokimia Gresik menyiapkan 887.603 ton pupuk bersubsidi untuk menjamin ketersedian pupuk bagi petani untuk menghadapi musim tanam periode bulan Oktober 2019 hingga Maret 2020.
Hal tersebut seperti yang dikatakan Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia & Umum Petrokimia Gresik, Dwi Ary Purnomo saat memberikan keterangan pers di hadapan awak media, Jumat (20/12/2019).
Mewakili Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi, Ary menjelaskan bahwa jumlah tersebut 2-3 kali lipat lebih banyak dari ketentuan stok minimum pemerintah, yaitu 330.711 ton.
“Dari 887.603 ton stok pupuk bersubsidi itu terbagi pupuk Urea 70.411 ton, ZA 131.063 ton, SP-36 199.470 ton, NPK Phonska 459.000 ton dan organik Petroganik 27.659 ton,” katanya disela kegiatan tinjauan lapangan.
Perusahaan penyedia solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia tersebut juga memastikan distribusi pupuk dengan melakukan terjun langsung ke lapangan. Dalam hal ini jajaran direksi Petrokimia Gresik melihat langsung kesiapan gudang, komitmen distributor, dan stok pupuk bersubsidi di lapangan.
“Kami memastikan ketersediaan pupuk di lapangan, terutama di sejumlah daerah yang menjadi sentra produksi beras dan alokasi pupuknya besar Hingga kini kami telah menyalurkan 4,72 juta ton atau 90 persen dari alokasi 5,24 juta ton di 2019,” katanya.
Lebih jauh Ary menjelaskan, Petrokimia Gresik dalam penyaluran pupuk bersubsidi berpedoman sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 47/2018. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa untuk 2019 pihak holding Pupuk Indonesia harus menyalurkan 8,87 juta ton, dan Petrokimia Gresik mendapat alokasi penyaluran sebesar 5,24 juta ton.
“Untuk Kabupaten Semarang, kami telah menyalurkan 11.118 ton dari alokasi 12.148 ton atau 92 persen. Sedangkan untuk Provinsi Jateng secara total penyalurannya telah mencapai 773.209 ton dari alokasi 849.485 ton atau 91 persen,” katanya.
Sebagai tambahan, Ary menjelaskan penerima pupuk bersubsidi adalah petani yang menggarap lahan tidak lebih dari 2 hektar, tergabung dalam kelompok tani (Poktan), dan menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
“Untuk fasilitas distribusi pendukungnya telah disiapkan 300 gudang, 650 distributor, dan 28 ribu kios resmi. Sedangkan untuk penyalurannya kami menerapkan prinsip 6 Tepat, yaitu Tepat Tempat, Tempat Harga, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat Waktu,” pungkasnya.