SEMARANG (SUARABARU.ID) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka peluang bagi kalangan profesional untuk menjadi pengelola Stadion Jatidiri. Terlebih Ganjar ingin menjadikan kompleks Jatidiri menjadi kawasan ekosport tourism.
Stadion berkapasitas 45 ribu single seat itu terdiri dari tiga lantai tribun dan ditunjang dua lift. Untuk eksterior dan interiornya didesain merepresentasikan budaya Jawa. Diimpikan menjadi stadion termegah ketiga di Indonesia setelah GBK dan Jakabaring.
stadion itu menggunakan rumput Italia dan ditunjang lampu yang persis dipakai GBK (Gelora Bung Karno). Dengan segala kelebihan itu Ganjar berharap dapat dikelola secara profesional.
“Nanti pengelolaannya kita harapkan bukan dari Pemda tapi kita carikan profesional untuk mengelola. Sehingga mereka yang mengelola punya pengalaman untuk bisnis properti. Sehingga dia bisa menjual, merawat,” kata Ganjar saat mengecek pengerjaan lintasan atletik di Stadion Jatidiri, Jumat (13/12).
Tahap Keempat
Dengan sistem pengelolaan seperti itu Ganjar berharap Jatidiri tidak terus-menerus bergantung pada pembiayaan dari negara.
“Sehingga tidak semuanya dibiayai oleh negara. Dan publik bisa menyewa. Jangan-jangan dengan seperti itu bisa untung lebih banyak,” katanya.
Saat ini pembangunan Stadion Jatidiri telah merampungkan tahap keempat yang meliputi atap stadion, aluminium composite panel (ACP), track lintasan atletik standar Intenational Association of Athletics Federations (IAAF) dan mecanical electric. Secara total stadion yang menyerap anggaran mencapai Rp 1,1 triliun itu bakal rampung akhir 2020. Ganjar yang meninjau beberapa pengerjaan tampak takjub dengan beberapa kelebihan yang dimiliki.
“Kita melihat perkembangan pembangunan GOR Jatidiri yang publik banyak menunggu. Dengan segala banyak ceritanya. Dan perkembangannya sangat menarik, sangat bagus. Untuk joging track seperti ini katanya di Indonesia ada tiga, di GBK, Jatidiri dan Papua. Ternyata membuatnya tidak gampang,” katanya.
Kontraktor Tak Main-main
Karena besarnya biaya pembangunan stadion dan komplek Jatidiri, Ganjar berharap kontraktor tidak main-main. Ganjar juga meminta masyarakat untuk turut mengawal agar tidak ada penyelewengan.
“Saya pesan kepada kontraktor, tolong bangun dengan kualitas paling bagus. Saya minta masyarakat ikut mengawal, integritasnya dijaga. Jangan sampai ada yang menggangu pembangunan Jatidiri ini,” katanya.
Selain stadion, di kompleks Jatidiri juga tengah dibangun fasilitas GOR, kolam renang indoor, lapangan tenis standard international, lapangan voli pasir, kemudian sepatu roda.
Selain itu juga asrama, Sekolah Khusus Olahraga (SKO), gedung terpadu untuk tempat latihan cabang olahraga perorangan seperti silat. Kemudian gedung penunjang parkir vertikal serta youth dan gym center.
“Ini biayanya mahal, ini duitnya rakyat mari kita jaga bersama-sama. Ini pesan paling penting. Makanya tadi kita cek satu persatu. Kursinya bagus atau tidak, toiletnya sistemnya bekerja bagus atau tidak. Lapangannya ini belum selesai,” katanya.
Seluruh pengerjaan kompleks tersebut memiliki satu desain besar yaitu penggabungan antara olahraga, penghijauan dan kebudayaan. Dengan desain seperti itu Ganjar mengatakan ke depan komplek Jatidiri bukan hanya sebagai fasilitas olahraga namun juga wisata.
“Stadion ini adalah yang kita desain menuju ekosport tourism. Mereka semua yang ada di area Jatidiri akan mendapatkan kenyamanan dan bisa piknik. Dan akan kita bangun terus,” katanya.
Heri Priyono/mm