DEMAK- Sebanyak 26.461 anak usia sekolah di Demak diduga belum tertampung di lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal. Data tersebut disampaikan oleh Eko Pringgolaksito, plt. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak saat pembukaan Sosialisasi Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) Selasa, (3/12) di Pendopo Kabupaten Demak.
Diharapkan peserta sosialisasi yang terdiri dari para sekretaris desa, camat, pengelola PKBM, calon CSR perbankan dan BAZNAS bersinergi dalam penanganan ATS setelah sebelumnya perlu verifikasi dan validasi data suspect ATS. Selanjutnya dicari penyebab ATS supaya dianalisa sehingga segera tertangani.
” Indikator kegiatan dari data ATS dengan tujuan tersedia lembaga penanganan ATS tersebut,” ujarnya.
Sosialisasi Penanganan ATS sekaligus Launching Aplikasi Verval ATS http//siedik.demakkab.go.id/ats dibuka oleh HM Natsir, Bupati Demak.
Orang nomor satu di Demak ini berpesan jangan lagi ada Anak Tidak Sekolah di Demak.
Paparan materi oleh dr. Singgih Setyono, MMR., Sekretaris Daerah Demak menitikberatkan pada penanganan ATS yakni
Anak anak sasaran yang didata adalah anak yang masuk sekolah formal,PKBM dan pondok pesantren.
Singgih menghimbau kepada pemerintah desa agar secepatnya melakukan tindakan penanganan ATS. “Setelah kegiatan ini, segera kumpulkan perangkat desa, Verifikasi dan peserta sosialisasi para sekdes, camat, pengelola PKBM, calon CSR perbankan dan BAZNAS. Ada sekda, Kemenag, Dindikbud. ATS yang ada dan jika perlu anggarkan untuk pendataan,” ujarnya.
Suarabaru.id/Kusfitria Marstyasih