KEBUMEN – Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Kebumen merekomendasikan ada empat potensi andalan sebagai unggulan daerah yang bisa disiapkan untuk menangkap peluang keberadaan Bandara Kulonprogo atau Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
Hal itu merupakan hasil simpulan penelitian DRD Kabupaten Kebumen yang dipaparkan oleh Ketua Tim Peneliti Dra Sri Winarti MH pada Workshop dengan Tema Kajian Edukasi Pengelolaan Sampah dan Kesiapan Kabupaten Kebumen dalam Menangkap Peluang Keberadaan Yogyakarta International Airport, di Pendapa Rumah Dinas Bupati Kebumen Jalan Mayjen Sutoyo, Kamis (28/11). Acara dibuka oleh Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz dan dihadiri Ketua DRD Kabupaten Kebumen Drs H Cholidy Ibhar MA, para peneliti serta tamu undangan.
Menurut Sri Winarti, dibangunnya bandara YIA di Kulonprogo menambah peluang usaha masyarakat Kebumen, utamanya di wilayah Kebumen selatan. Ada empat sektor unggulan yang berpeluang besar untuk dikembangkan. Meliputi sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan pariwisata.
Mengenai sektor pariwisata, DRD Kebumen menilai saat ini Kebumen memiliki potensi pariwisata yang sangat beragam dan berpotensi menjadi daya tarik agar wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke Kebumen. Namun masih banyak kendala terkait sarana prasarana, inovasi serta model pengelolaan pariwisata.
Sri Winarti menyatakan, pihaknya merekomendasikan Pemerintah Daerah melalui Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM untuk lebih proaktif mencari informasi dan menindaklanjuti peluang lapangan kerja di Angkasa Pura maupun di tempat lain untuk calon tenaga kerja Kabupaten Kebumen.
Lindungi Industri Kecil
Pihaknya juga meminta Pemkab Kebumen membuat kebijakan dan program untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada industri kecil-menengah sehingga bisa berkembang dan mampu bersaing dengan daerah lain. Perlu pula kebijakan dan program untuk membantu masyarakat di bidang perdagangan sehingga mampu bersaing di era global.
DRD juga merekomendasikan Pemkab Kebumen agar mengembangkan sektor pariwisata secara terpadu, terencana dan berpedoman pada regulasi yang ada. Pengembangan daerah tujuan wisata (DTW) harus disusun lebih baik dari daerah tetangga, serta pembenahan akses jalan dan rambu-rambu lalu-lintas menuju kawasan objek wisata sehingga bus besar bisa masuk.
Sri Winarti menambahkan, hasil kajian itu juga menyarankan agar dilakukan pembenahan sejak dini yang berkaitan dengan sektor ekonomi, menginventarisasi dan mengurus hak paten terhadap kesenian dan adat istiadat asli Kebumen. Pemkab juga perlu menyaring akulturasi budaya asing yang positif, membentengi keluarga dan masyarakat dengan norma agama dan norma susila. BP3AD (Bappeda) perlu melakukan pemetaan terhadap konektivitas antarsentral potensi wilayah Kebumen, antara lain jalan lingkar pesisir Ayah (jangkar sirah).
Sebelumnya Sri Winarti mengungkapkan posisi Kabupaten Kebumen memiliki potensi yang sekaligus menjadi kekuatan daerah. Mulai potensi hasil pertanian, peternakan, perikanan, industri rumah tangga, penduduk usia produktif, area industri serta potensi wisata. Bahkan DRD mencatat potensi wisata Kebumen sangat beragam. Mulai potensi wisata laut, gua dan pegunungan. Kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong juga merupakan potensi unggulan tersendiri.
Namun Kebumen juga memiliki banyak kelemahan seperti manajemen pengelolaan berbasis sektor perekonomian masih lemah, kualitas SDM aparatur sipil negara (ASN) yang masih rendah. Deferensial objek wisata di Kebumen belum digarap dengan baik dan aksetabilitas menuju kawasan wisata belum bagus.
Suarabaru.id/Komper Wardopo