SEMARANG (SB.id) – Tujuh maklumat diputuskan dan dibacakan dalam Kongres Perempuan Jawa Tengah yang berlangsung dua hari (25-26/11) di gedung UTC Semarang, Rabu (27/11).
Kongres Perempuan bertajuk “Perempuan Berdaya, Jawa Tengah Maju “ menyatakan perempuan Jawa Tengah memiliki sumber daya luar biasa untuk membangun keadilan social, kesejahteraan dan perdamaian. Mengkritisi praktik diskriminatif berakar pada struktur sosial yang tidak adil, menghalangi perempuan untuk mewujudkan potensi secara maksimal.
Kongres juga mendongkrak semangat, keinginan dan dedikasi tinggi untuk menguatkan kepemimpinan perempuan dalam mewujudkan pemerintahan yang demokratis, adil dan sejahtera.
Dalam pembacaan maklumat itu juga diserukan kepada seluruh komponen masyarakat Jawa Tengah agar, satu; mendorong dan memberikan ruang seluasnya kepada perempuan untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan penentuan pembangunan. Dua; mendorong terciptanya relasi sosial yang aman, nyaman dan tidak diskrimintif dalam rangka pemberdayaan perempuan.
Tiga; mendorong perempuan untuk menempati posisi strategis di pemerintahan, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat. Empat, mendorong terwujudnya kerjasama antara perempuan dengan pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi dan ormas, organisasi keagamaan, komunitas, dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang adil, demokratis dan sejahtera.
Lima; menguatkan kapasitas dan peran perempuan dalam membangun perdamaian, menghapus intoleransi, kekerasan, perdagangan perempuan, dan perkawinan anak yang telah menghambat pemberdayaan perempuan.
Enam; mengkonsolidasi dan mensinergikan seluruh pengetahuan, karya, temuan, dan ketrampilan perempuan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang adil, demokratis dan sejahtera.
Tujuh; menndorong penghapusan norma social dan tradisi yang menghalangi perempuan untuk terlibat aktif dalam upaya mewujudkan tatanan sosial yang setara dan adil.
Lima Tematik
Sebelumnya, peserta kongres yang terdiri dari anggota PKK, aktivis perempuan dariormas, orsos, LSM, peguruan tinggi, unsurepemerintahan se-Jateng, membahas permasalahan dalam lima tema.
Antara lain Peningkatan kapasitas perempuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan masalah social lainnya. Penguatan dan pemberdayaan kelompok perempuan rentan/marjinal, Perempuan dan perlindungan social, Perempuan dan pengambilan keputusan dan pembangunan dan perempuan dan toleransi.
Kongres yang dibuka Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dilanjutkan dengan arahan menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayuda, tentang perspektif Indonesia dalam pembangunan.
“Saya menyatakan penghargaan tinggi, karena kongres perempuan Jawa Tengah merupakan kongres kali pertama, setelah kemerdekaan”,kata Bintang
Konggres ini ditutup Pj Sekda ProvinsiJateng Herru Setiadhi. Dalam kesempatan ini Kepala DP3A2KB Jateng Retno Sudewi menyerahkan tali asih kepada 10 perempuan yang telah banyak berkiprah sosial di perbagai lini.
Suarabaru.id/Humaini