blank
IKAN MATI: Seorang warga memotret ikan-ikan yang mati karena limbah pabrik di Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Sragen, Senin (4/11). (suarabaru.id/ger)

SRAGEN, SUARABARU.ID– Pencemaran air limbah terjadi di aliran sungai Bengawan Solo, tepatnya di Kabupaten Sragen. Air berubah menjadi hitam karena limbah pabrik dalam beberapa hari terakhir.

Salah satu warga, Lestariyanti (38), warga Dukuh Nglombo, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, menceritakan limbah itu menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau semakin menyengat dan menyebabkan ribuan ikan mati.

“Warna air semakin hitam. Baunya juga tidak enak. Sejak tiga hari lalu, ikan-ikan mulai pada mati. Segala macam ikan dari patin hingga sapu-sapu,” ungkap Lestariyanti, Senin (4/11).

“Baunya parah sekali. Apalagi bagi saya yang tinggal pas di tepi sungai.  Ini jelas asalnya dari limbah,” ujarnya.

Selain kondisi air Bengawan Solo yang tercemar hal ini juga menyulitkan Lestariyanti dan suaminya yang berprofesi sebagai pencari pasir. Keduanya selalu terkena gatal-gatal setiap selesai mencari pasir di dasar sungai.

Baca Juga : https://suarabaru.id/2019/11/01/tercemar-limbah-ciu-pdam-setop-operasional-tiga-ipa/

Lestariyanti berharap pemerintah terkait untuk segera turun tangan untuk mengatasi hal ini. Menurutnya, permasalahan limbah Bengawan Solo ini selalu menjadi permasalahan setiap tahun. Namun belum ada solusi riil dari pemerintah untuk menanggulangi hal ini.

“Belum ada tindakan dari pemerintah. Bahkan kondisi Bengawan Solo makin tahun justru makin parah. Beberapa tahun kemarin juga sempat ada petugas ngecek, tapi nggak ada tindak lanjut,” keluhnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)  Kabupaten Sragen, Samsuri, mengaku telah merapatkan kondisi ini dengan bupati. Pihaknya menduga buruknya kondisi Bengawan Solo ini terjadi akibat pembuangan limbah cair.

“Tapi limbah itu kan kemungkinan juga dari atas (hulu), tidak hanya dari Sragen saja. Untuk yang wilayah Sragen kita sudah ada rencana revitalisasi di anak-anak sungai untuk meminimalisasi limbah. Kalau yang di Sragen, pabrik-pabrik besar itu kan sudah ada pengolahan limbah sendiri. Tapi kita akan cek lagi untuk memastikan,” tegasnya.(ger)