blank
Dalang Ki Sarwadi menerima tokoh wayang Baladewa dari Babinsa Serma Didik (kedua dari kanan), untuk mengawali pentas seni pagelaran wayang kulit.

WONOGIRI – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Badan Pendidikan dan Kebudayaan UNESCO, menetapkan wayang asli Indonesia sebagai warisan budaya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Penetapan ini, dilakukan pada tanggal 7 November 2003. Sejak itu, setiap Tanggal 7 Nopember diperingati sebagai Hari Wayang Dunia (HWD).

Terkait dengan upaya melestarikan wayang sebagai warisan dunia, bertempat di Balai Desa Joho, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, digelar pementasan wayang kulit semalam suntuk. Pentas wayang kulit ini, dikemas dalam event Gebyar Seni Pagelaran Wayang Kulit. Menampilkan Dalang Ki Sarwadi, dengan mengambil tema ”Nguri-uri Budaya Kanggo Mbangun Negoro.” Pentas wayang kulit ini, sekaligus menandai genap 16 tahun HWD dan peringatan setahun Hari Wayang Nasional (HWN) di Tanah Air. Presiden Joko Widodo, telah menetapan Tanggal 7 Nopember 2018 sebagai HWN.

Hadir dalam malam pementasan wayang kulit tersebut, Pj Kepala (Kades) Joho, Tri Suyono, Anggota DPRD Wonogiri, Novri Rusmana, Kades Joho terpilih, Samrawi, Danramil Pracimantoro yang diwakili Babinsa Sersan Mayor (Serma) Didik Siswadi, Kapolsek Pracimantoro yang diwakili Aipda Djoko, beserta para perangkat desa, tokoh masyarakat dan warga. ”Kita harus bangga menjadi bangsa indonesia, karena salah satu budayanya yaitu wayang kulit, diakui dunia sebagai salah satu warisan dunia oleh lembaga internasional UNESCO,” jelas Serma Didik ketika memberikan sambutan.

Sementara itu, berkaitan dengan peringatan HWD, keluarga besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, menggelar aneka acara serba wayang dengan tema ”Ayo Ndalang: Wisata Budaya Wayang Anut Zaman Kelakone.” Kepada wartawan di Solo, Ketua Panitia HWD 2019, Suyanto, mengatakan, tema tersebut diambil sebagai simbol untuk memajukan wayang. Zaman kelakone, mempunyai maksud bahwa ini eranya milenial, dengan menampilkan pemain muda.

HWD 2019 di Solo, digelar di tiga tempat, yaitu Pendapa Ageng GPH Joyokusuma, Teater Besar Gendhon Humardani, dan Teater Kecil ISI Surakarta. Menampilkan 42 dalang dari Solo Raya dengan segala keunggulan teknis pentasnya masing-masing dalam memainkan wayang. Ikut ditampilkan pula dalang cilik dan dalang perempuan. Juga digelar seminar wayang nasional dengan pembicara Dr Lono L Simatupang (Universitas Gajah Mada) dan Ki Purbo Asmara (ISI Surakarta).

suarabaru.id/Bambang Pur