KUDUS – Terus bertambahnya desa-desa yang mengalami bencana kekeringan membuat anggota DPRD Kudus mulai tergerak. Para wakil rakyat tersebut menggelar aksi nyata dengan melakukan dropping air bersih di sejumlah desa yang mengalami krisis air bersih, Sabtu (26/10).
Setidaknya ada 25 tangki air bersih yang didistribusikan di sejumlah desa diantaranya Terangmas, Glagahwaru, Kutuk, Medini, Lambangan di Kecamatan Undaan, Setrokalangan di Kecamatan Kaliwungu, Bulungcangkring di Kecamatan Jekulo dan Jojo serta Kesambi di Kecamatan Mejobo.
Tangki-tangki berisi air bersih itu pun dikawal langsung oleh para anggota dewan yang berasal dari beberapa fraksi, diantaranya Muhtamat (Nasdem), Sakdiyanto (Hanura), Endang (PAN), Ngateman (PDIP), Susanto dan Hj Tri Erna (Golkar).
Masing-masing anggota mengawal pemberian dropping air secara terpisah. Begitu tiba di lokasi, air tersebut langsung diserbu warga yang membawa berbagai wadah untuk persediaan air bersih mereka.
“Kami berterima kasih sekali karena sudah lebih dari sebulan ini air sumur di rumah tidak keluar air,”kata Ngatini, warga Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo.
Ketua DPRD Masan mengungkapkan, bantuan dropping air bersih bagi warga yang mengalami kekeringan ini merupakan langkah nyata dari para wakil rakyat. Menurutnya, untuk pengadaan bantuan ini para anggota dewan dari lintas partai rela untuk patungan untuk membeli air bersih yang akan dibagikan ke warga.
“Jadi, ini murni dari patungan teman-teman anggota dewan sebagai langkah nyata untuk membantu masyarakat yang kesulitan air bersih,”kata Masan.
Diakui Masan, bantuan dropping air bersih ini memang hanya sebagai langkah instan untuk mengatasi kekeringan di musim ini. Diharapkan, upaya tersebut bisa meringankan beban masyarakat yang kesulitan air bersih.
”Ini langkah jangka pendek yang harus ditempuh untuk meringankan beban masyarakat yang terkena bencana kekeringan. Dropping ini juga tidak sekali ini saja, melainkan akan dilakukan bertahap sesuai permintaan warga,”tandasnya.
Langkah Jangka Panjang
Sementara, untuk langkah panjang, kata Masan, pihaknya sudah berencana melakukan terobosan agar masalah krisis air bersih ini bisa teratasi. Yang paling utama adalah mendorong optimalisasi layanan PDAM di desa-desa yang selama ini mengalami krisis air bersih.
“Ini solusi jangka panjang yang paling mudah untuk dilakukan. Karena, di desa yang mengalami kekeringan, sebenarnya sudah ada jaringan pipa PDAM, tapi saat ini tidak keluar airnya karena suplai air dari sumur PDAM tidak memadai,”tandasnya.
Oleh karenanya, langkah yang harus ditempuh adalah menambah sumber air baku PDAM dengan membuat sumur-sumur baru. Kata Masan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PDAM terkait rencana itu.
”Kami perkirakan, butuh anggaran Rp 15 miliar bagi PDAM untuk bisa menambah sumur-sumur baru yang bisa dimaksimalkan untuk menambah suplai air ke wilayah yang kering khususnya di Kecamatan Undaan,”tandasnya.
Selain bisa mengatasi krisis air bersih, penambahan suplai air bersih tersebut diharapkan juga semakin mendorong kemajuan PDAM. Pasalnya, sejauh ini, kata Masan, di wilayah Kecamatan Undaan saja ada sekitar 8 ribu daftar tunggu warga yang mengajukan sambungan baru PDAM.
“Jadi, ini juga potensi pasar yang besar bagi PDAM sebagai Perusahaan Daerah untuk meningkatkan pendapatannya,”tandas Masan.
Senada, Ketua Fraksi Partai Nasdem, Muhtamat yang ikut terjun langsung ke lapangan mengatakan kebutuhan masyarakat akan air bersih memang sangat mendesak. Oleh karena itu, dropping air memang menjadi solusi praktis hingga menunggu musim hujan datang.
“Jadi, ini memang solusi jangka pendek. Kami berharap di tahun depan tidak ada lagi masyarakat Kudus yang mengalami kesulitan akses air bersih,”tandasnya.
Suarabaru.id/Tm