Dengan Branding, Semarang Terus Genjot Potensi Wisata
BRANDING - Kepala Disparta Semarang Indriyasari memberikan penjelasan potensi pariwisata yang ada di Kota Semarang pada acara bimtek yang diadakan Kementerian Pariwisata, Senin (5/8/2019). (hery priyono)

SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pariwisata terus melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka mempromosikan potensi pariwisata Kota Semarang. Salah satunya dengan memperkuat branding dan merubah image yang sebelumnya dianggap sebagai kota transit menjadi kota tujuan.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang Indriyasari dalam acara Bimbingan Teknis Pemahaman Branding Wonderful Indonesia dan Konten Marketing, Senin (5/8/2019), mengatakan kalau Kota Semarang dengan branding Semarang Hebat sudah kuat dan sangat menjual.

“Brand Semarang Hebat sudah sangat menjual dan jadi ciri khas Kota Semarang, namun khusus untuk brand pariwisatanya sendiri saat ini sedang disusun Bappeda dan bisa segera final tahun ini, harapannya dengan adanya brand tersebut bisa lebih kuat lagi,” katanya.

Kepala Disparta Semarang yang biasa disapa bu Iin ini optimis, dengan sejumlah langkah strategis dinas yang diambil, target 5,7 juta wisatawan di tahun 2019 bisa tercapai. Apalagi hingga pertengahan tahun 2019 target kunjungan sudah terpenuhi 70 persen atau sekitar 3,7 wisatawan.

“Sampai akhir Juni target kunjungan wisatawan sudah tercapai 70 persen atau sekitar 3,7 wisatawan dari target keseluruhan 5,7 wisatawan. Bahkan pak wali kota memberi tugas khusus untuk dinaikkan menjadi 7,2 wisatawan, tapi ini diluar target RPJMD,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Komunikasi Media Digital Kementerian Pariwisata Firnandi Gufron mengatakan, promosi dan marketing yang dilakukan secara online digital saat ini menjadi hal penting karena lebih riil dan bisa terukur targetnya.

“Dalam mempromosikan potensi pariwisata sekarang semuanya mengarah pada digital tourism. Melalui media digital, target iklan bisa dilihat langsung berapa dan siapa yang melihat serta bisa disesuaikan kemana arah iklan ingin disebarkan. Semuanya bisa diukur dan konten-kontennya bisa ditargetkan siapa yang melihat,” katanya.

Walau begitu Firnandi tidak menampik, promosi melalui media konvensional masih tetap diperlukan walau bukan yang utama. Hal ini diperlukan untuk menambah keyakinan masyarakat dalam menentukan pilihan.

Senada dengan yang diutarakan Firnandi, Konsultan Komunikasi dan Brand Budi Rizanto Binol yang menjadi pembicara dalam bimtek tersebut juga mengatakan, brand dan branding menjadi hal yang penting ketika ingin mengkomunikasikan sesuatu, tentunya dalam hal ini potensi pariwisata menggunakan cara online digital.

“Branding sangat penting untuk menyedot animo wisatawan datang, karena sangat penting untuk memberikan citra dan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Branding merupakan janji dari penyedia jasa wisata untuk memberikan service yang sesuai dengan brand dan tagline yang dijual, oleh karenanya semua unsur pariwisata harus mampu bersinergi,” katanya. (suarabaru.id)