KUDUS – Bupati Kudus HM Tamzil berkesempatan menghadiri kirab budaya tradisi kupatan Bulusan di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Rabu (8/6). Tradisi yang diperingati setiap tanggal 8 Syawal itu sebagai bentuk untuk menghormati atau haul Mbah Dudo.
Bupati dan Wakil Bupati Kudus pun tak ketinggalan untuk ikut kirab tersebut. Kedatangan orang nomor satu di Kota Kretek itu disambut tokoh masyarakat setempat dan dua orang penari kretek. Selanjutnya Bupati dan Wakil Bupati Kudus berjalan menuju kompleks makam Mbah Dudo sambil menyapa masyarakat yang hadir.
Turut hadir dalam kirab budaya tersebut Bupati dan Wakil Bupati Kudus, HM Tamzil dan HM Hartopo, pejabat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Kudus, unsur Muspika Kecamatan Jekulo, Kades Hadipolo, serta ribuan masyarakat.
Proses kirab dimulai dari SD 4 Hadipolo kemudian berjalan sekitar satu kilometer menuju kompleks makam Mbah Dudo. Dalam kirab tersebut diikuti oleh sembilan peserta yang berasal dari masing-masing RT di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo.
Bupati Kudus HM Tamzil dalam sambutannya mengucapkan mohon maaf lahir batin kepada masyarakat. Apalagi masih suasana Idul Fitri.
“Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Kudus, lebaran belum lengkap kalau belum ikut perayaan Syawalan atau Bodo Kupat. Alhamdulillah saya bisa hadir disini,” katanya.
Di komplek Makam Mbah Dudo, Bupati dan Wakil Bupati Kudus berkesempatan untuk memberikan makan bulus (kura-kura). Proses makani bulus digelar setiap tahunnya. Langkah itu dipercaya dapat dapat membawa berkah.
Pemberian makan kura-kura ini tak lepas dari legenda turun temurun tentang asal muasal tradisi Kupatan di Bulusan.
“Tadi saya berkesempatan memberikan makan bulus. Tradisi makanan bulus ini sudah turun temurun. Kupat lepet tadi dilahap. Dua gigitan sudah cukup. Itu asli sini. Bentuk bulusnya agak lain yang ada di lain daerah,” ungkapnya.
Bupati Kudus itu berharap untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya leluhur yang masih ada hingga sekarang. Tamzil berharap ke depan kegiatan ini dapat memberi semangat kepada masyarakat. Supaya warga sekitar bahkan tidak hanya dari Kudus untuk datang ke ikut merayakan festival bulusan tersebut.
“Mari kita uri-uri budaya ini. Kedepan agar tradisi semacam ini tetap dilestarikan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Hadipolo Wawan Setiawan mengatakan, hari kedua pelaksanaan festival digelar dengan mengadakan kirab budaya. Kirab budaya dimulai dari depan SD 4 Hadipolo kemudian berjalan menuju kompleks makam Mbah Dudo.
Suarabaru.id/