SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap tidak ada lagi warga Jawa Tengah yang mengalami kelaparan. Sebab, Jateng merupakan provinsi yang memiliki bahan pangan melimpah dan dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakatnya.
Hal itu disampaikan Ganjar saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Jateng di Hotel Pandanaran Semarang, Senin (27/5/2019). “Jawa Tengah itu hampir semuanya ada, hanya bawang putih dan kedelai saja yang kekurangan. Sekali dua kali kekurangan garam dan gula, itu juga hanya sekali dua kali saja. Selain itu, semua bahan makanan melimpah di Jateng,” kata Ganjar.
Dia mencontohkan, untuk beras sudah pasti Jateng tercukupi. Demikian dengan jagung, meski sering diributkan, sebenarnya stok jagung di Jateng selalu aman. “Setelah dihitung, kita memiliki 700.000 ton jagung dan pasti selalu sisa tiap tahun. Selain itu, Jateng juga memiliki banyak bahan makanan lain seperti umbi-umbian dan olahan lainnya. Artinya, kalau semua bisa diolah untuk dikonsumsi, maka akan bagus, tidak boleh ada lagi cerita masyarakat yang kelaparan,” tegasnya.
Untuk itu, pihaknya ke depan akan membuat program Sistem Logistik Daerah (Sislogda) sebagai upaya optimalisasi produksi pangan di Jateng. Dengan sistem tersebut, maka semua produk olahan pangan dapat terdata dengan baik.
“Kalau zaman dahulu itu namanya lumbung pangan, sekarang namanya Sistem Logistik Daerah. Program ini akan kami dorong di daerah-daerah untuk memetakan produksi pangan, seperti mengetahui potensi pangan, berapa kapasitasnya, siapa yang akan menggunakannya, berapa yang digunakan untuk prioritas yang miskin dan sebagainya,” imbuhnya.
Sislogda, lanjut dia, akan dipadukan dengan Kartu Tani sebagai basis data. Harapannya, dengan perpaduan dua sistem itu, maka ketahanan pangan Jateng akan aman.
“Dengan Sislogda ini, maka akan ada desain kebijakan publik dalam politik pangan nasional. Selain untuk orang miskin, program ini dapat mengarahkan politik pangan pada diversifikasi pangan,” paparnya.
Ganjar optimistis, dengan Sislogda yang dipadukan dengan basis data Kartu Tani, maka semua data pertanian akan terekam dengan baik. Dengan begitu, maka program-program ketahanan pangan untuk masyarakat miskin akan lebih tepat sasaran.
“Setelah data kemiskinan sudah dipegang, by name by addres, maka akan dipegang kencang orang-orang ini sebagai prioritas utama. Apabila kabupaten/kota sudah bisa melakukan ini, maka selesai. Tidak ada lagi orang kelaparan di Jawa Tengah kalau sistem ini sudah berjalan,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Agus Wariyanto mengatakan, ketahanan pangan Jateng merupakan salah satu penyangga terbesar ketahanan pangan nasional.
“Ke depan, kami memang akan mengebut penyelesaian Sistem Logistik Daerah untuk memaksimalkan semua potensi yang ada. Selain itu, kami juga akan terus berupaya meningkatkan sumber daya dengan mendayagunakan lahan pekarangan dan sumber daya hutan sebagai salah satu cadangan pangan masa depan,” ucapnya.
Suarabaru.id/tim