KUDUS – Kemacetan panjang yang dalam beberapa waktu terakhir terjadi di titik Tanggulangin Kudus, dipastikan akan terurai. Setelah sekian lama dalam masa pembangunan, jembatan Kolonel Sunandar Tanggulangin yang menjadi penghubung pantura Kudus-Demak resmi dibuka, Senin (20/5) petang ini.
Pembukaan jembatan tersebut secara simbolis dengan pemotongan pita oleh Wakil Bupati Kudus HM Hartopo. Hadir dalam pembukaan tersebut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Semarang, Akhmad Cahyadi, pihak kepolisian serta sejumlah pihak terkait.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Semarang, Akhmad Cahyadi open traffic jembatan Sunandar ini dilakukan meski pengerjaan jembatan belum 100 persen. Namun demikian, secara konstruksi, jembatan tersebut sudah siap dilalui.
“Progres saat ini sudah hampir 100 persen karena menyisakan pekerjaan kecil. Paling cat-cat, bersihkan lagi. Saya kira secara struktur sudah selesai semua. Dua hari lalu juga sudah uji beban dinamis dan statis. Hasilnya secara teknis memenuhi syarat untuk digunakan,” tambahnya.
Meski demikian, selama open traffic ini, evaluasi tetap akan dilakukan, termasuk faktor keamanan jika nanti terjadi penumpukan kendaraan di jembatan. Selain itu, ada pula penambahan kelengkapan rambu-rambu dan lainnya.
“Faktor keamanan sudah dipertimbangkan semua termasuk dari Perhubungan dan Polri. Kemarin akan dievaluasi. Selama soft opening ini. Apa yang kita perlu perbaiki lagi, kita sempurnakan. Termasuk marka juga belum. Rambu dan lain-lain juga akan dievaluasi,” tandasnya.
Terkait konstruksi, menurut Cahyadi, dari uji beban jembatan, hasilnya sudah memuaskan. Semua parameter yang dipersyaratkan sudah memenuhi syarat. Baik refleksinya, getarannya, juga lainnya sudah memenuhi syarat atau di bawah ambang batas yang dipersyaratkan. “Sejauh ini kita sudah antisipasi dari Jakarta sampai Jawa Timur, sebaliknya dari Jawa Timur ke barat, insya Allah akan jalan baik,” tutur dia
Jembatan Tengah
Cahyadi menambahkan, jembatan Sunandar sangat penting di lintasan utama Pulau Jawa di Pantura. Sebab lalu lintas termasuk paling ramai di wilayah Pantura Kudus. “Jadi sebentar lagi masyarakat akan mudik tahun ini, H-10 harus sudah bisa dipakai. Jadi ini lebih cepat lagi dari yang ditargetkan, kita membuka jembatan ini. Jembatan ini kita bangun lebih besar, lebih tinggi, lebih kuat dari yang ada di sebelahnya, yang di tengah lebih rendah,” tambahnya.
Dengan konstruksi yang ada, diperkirakan jembatan Sunandar akan mampu bertahan hingga 100 tahun ke depan. “Insya Allah untuk umur bisa 100 tahun. Lebih kuat dan lebih baik. Masyarakat luas bisa ikut memakai dan merawat. Khususnya pemerintah kabupaten Kudus dan Demak dengan Kementerian PUPR dan Dirjen Bina Marga, untuk bisa mengggunakan dan merawat jembatan dengan sebaiknya, yang direncanakan dengan sebaiknya,” beber Cahyadi.
Disinggung jembatan tengah yang ada, menurut Cahyadi akan ditutup. Meski demikian, keberadaannya akan dipertahankan untuk menjadi heritage atau objek wisata.
Suarabaru.id/Tm
Baca juga: Wulan, Gelandangan Klemis asal Kudus dengan Pendapatan Jutaan Per Hari