ROMA – AS Roma diunggulkan bisa mengatasi tamunya, FC Porto, pada babak 16 besar leg pertama Liga Champions di Stadion Olimpico, Rabu (13/2) dini hari WIB. Secara teknis, tim tuan rumah memang pantas difavoritkan. Namun, Giallorossi punya problem konsistensi. Selama 60 menit anak-anak asuhan Eusebio Di Francesco bisa menjadi skuad hebat yang mampu unggul dua atau tiga gol atas lawan. Sayang, keunggulan itu tiba-tiba bisa hilang sekejap. Di Francesco pun mengakui kelemahan Edin Dzeko dan kawan-kawan.
”Kalau kami tampil konsisten dan tak hilang konsentrasi, kami bisa mengalahkan siapa pun,” ujar Di Francesco. Mantan pelatih Sassuolo itu siap kembali menerapkan sepak bola menyerang melalui skema 4-2-3-1. Dzeko tetap diplot sebagai target man. Dia akan ditopang Justin Kluivert, Nicolo Zaniolo, dan Stephan El Shaarawy. Pasukan Serigala dipastikan tanpa kiper utama Robin Olsen. Posisinya digantikan Antonio Mirante. Cengiz Under juga absen lantaran cedera dan tempatnya diisi Kluivert. Gelandang kawakan Daniele De Rossi kembali jadi tumpuan. Pengalamannya sebagai pengatur serangan sangat dibutuhkan.
Bagaimana dengan Porto? Sang Naga dikenal sebagai tim solid dan kompak. Pelatih Sergio Conceicao juga suka dengan gaya sepak bola menyerang. Conceicao, eks pemain sayap Lazio, akan memainkan formasi 4-4-2. Sayang, Porto harus kehilangan dua tombak utamanya, Vincent Aboubakar dan Moussa Marega. Posisinya keduanya digantikan Tiquinho Soares dan Fernando.
Sang Naga menuju markas Roma dengan catatan mentereng. Mereka tak terkalahkan sejak Oktober 2018. Dalam lima partai terkini di Liga Champions, Hector Herrera dan kolega juga selalu berjaya. Rata-rata gol Porto pun oke, yakni 3,8 gol per pertandingan. Namun, tanpa duet Aboubakar dan Marega bakal mengurangi ketajaman mereka. ”Misi kami adalah mencari poin, lalu memaksakan kemenangan saat kami menjadi tuan rumah,” ungkap Conceicao. (rr)