blank
foto ilustrasi

SOLO – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta  melakukan penyelidikan epidemiologi terkait munculnya serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat.  Tindakan mencari sumber penularan dilakukan, menyusul kejadian seorang warga Mojosongo Solo dilaporkan positif  terserang DBD. Diyakini serangan DBD yang terjadi berasal dari luar daerah

 “Penyelidikan epidemiologi bertujuan memastikan sumber penularan sudah dilakukan . Petugas kesehatan datang, menanyakan apakah lingkungannya da yang terserang panas secara mendadak,” terang Sekretaris DKK Surakarta Purwanti , Jumat (1/2).

 Sekertaris DKK Purwanti ketika ditemui di ruang kerja mengatakan,  laporan  mengenai adanya warga yang terserrang DBD diterima dua hari sebelumnya. Namun demikian meski sumber penularan bukan dari lingungan tempat tinggal, kejadiannya perlu diwaspadai. Langkah waspada diterapkan mengingat  kondisi yang tengah musim, hujan, juga kota Surakarta dikelilingi daerah endemis DBD khususnya Sragen. Pantas diduga  warga yang masih anak anak ini terserang virus DBD saat bersangkutan  berada di sekolah

 Sejumlah langkah untuk mengantisipasi kemunginan  terjadinya serangan DBD telah dilakukan. Di antaranya melaksanakan program satu rumah satu juru pemantau jentik dan membersihkan bak mandi serta tempat penampungan air. Pemkot juga terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat untuk mewaspadai penyakit DBD di lingkungannya. DKK juga sudah menerbitkan surat edaran (SE). Namun dengan telah munculnya

Kasus DBD tidak tertutup kemungklinan akan diterbitkan SE walikota  gar masyarakat meningkatkan kewaspadaan „ Jika ditemukan kembali dua kasus,  akan segera  dilakukan fogging di seluruh kawasan sesuai prosedur penanganan penyakit demam berdarah“, terangnya. 

Secara terpisah Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular DKK Surakarta Agus Ghufron memastikan seluruh infrastruktur penanganan DBD di Solo.  Berdasarkan catatan pada  tahun 2018 terdapat 24 kasus warga yang positif DBD. Angka  penderita jauh lebih kecil dibandingkan  tahun sebelumnya yang mencapai 146 kasus.

Sebanyak  24 kasus DBD di Solo pada tahun  2018 tersebar di sembilan kelurahan. Kelurahan Pajang, Karangasem, Kauman dan Sumber masing-masing satu kasus. Sedangkan kelurahan Sondakan dan Gajahan dua kasus. Pucangsawit tiga kasus.  Bahkan Kota Solo pernah  mencatatkan angka tertinggi dalam lima tahun terakhir, yakni sebanyak 751 kasus pada 2016.

suarabaru.id/aji