WONOGIRI – Tanoto Foundation dalam ikut serta mencerdaskan anak bangsa, mengembangkan program pelita pendidikan di lima provinsi di Indonesia. Yakni di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Riau, Jambi, Kalimantan Timur (Kaltim) dan Jateng. Melalui program pelita pendidikan, dikembangkan langkah-langkah strategis, taktis dan fokus, dalam upaya mendorong percepatan peningkatan kualitas pendidikan di Tanah Air.
Rudi Sopiana, Koordinator Kerjasama dan Perencanaan, saat mewakili Direktur Program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation, menyatakan, untuk Provinsi Jateng ada dua kabupaten terpiih sebagai wilayah pengembangan pelita pendidikan, yakni Kabupaten Wonogiri dan Kendal. Berkaitan ini, Senin (27/8), di Pendapa Kabupaten Wonogiri digelar sosialisasi program pelita pendidikan yang dilakukan oleh Tanoto Foundation.
Menurut Kepala Dikbud Kabupaten Wonogiri, Siswanto, Tanoto Foundation menjalin kerjasama dengan Pemkab Wonogiri, dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan mutu pelayanan pendidikan, sebagai upaya mengantarkan masa depan anak bangsa menjadi generasi emas.Untuk tahun pertama, terpilih sebanyak 29 sekolah/madrasah yang meliputi jenjang pendidikan SD/MI dan SMP /MTs di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Wonogiri Kota dan di Kecamatan Pracimantoro.
Terkait ini, tambah Siswanto, sebanyak 32 orang guru akan ditraining menjadi fasiitator agen perubahan dalam pelayanan pendidikan, utamanya untuk bidang pendidikan dasar (Pendas). Mereka disiapkan menjadi personel Training Of Trainer (TOT), yang kelak akan menjadi sosok pembaharu pendidikan, dalam upaya pengembangan sekolah model, yang diprogramkan selama 3 tahun mendatang, dengan mendapatkan pendampingan dari Tanoto Foundation.
Sekda Suharno mewakili Bupati Wonogiri, menyatakan, upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air perlu dilakukan. Terlebih lagi, tandasnya, peringkat kualitas pendidikan di Indonesia, utamanya di bidang baca, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berada diperingkat 57 dari 60 negara di dunia. Mewakili Bupati, Sekda Suharno, menyambut baik kepedulian Tanoto Foundation dalam upaya memajukan bidang pendidikan. Terlebih lagi, melalui program pelita pendidikan ini, akan diajarkan metode pembelajaran aktif. Tapi berbicara pembelajaran aktif, tambah Sekda, sebenarnya pemerintah dulu pernah membelakukannya melalui program CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Juga menerapkan kurikulum 2013 atau dikenal sebagai K-13 yang beberapakali disempurnakan. Ironisnya, CBSA malah menjadikan ‘Cah Bingung Soyo Akeh’ (anak sekolah yang bingung jumlahnya makin banyak).
Dr Nurkolis, Koordinator Tanoto Foundation Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan, akan melatih kepala sekolah dan guru-guru di 29 sekolah terpilih, untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengimplementasikan pembelajaran aktif, manajemen sekolah, dan budaya baca. Sebanyak 29 sekolah tersebut, terdiri dari 18 SD, 3 MI, 6 SMP, dan 2 MTs yang berada di Kecamatan Wonogiri dan Pracimantoro. Para siswa kelas awal, akan diuji kemampuan literasinya dengan menggunakan instrumen standar internasional EGRA (Early Grade Reading Assessment) dan EGMA (Early Grade Mathematic Assesment). Ini dilakukan bekerja sama dengan lembaga filantropi yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto.(suarabaru.id/bp)