blank
SUASANA ZIKIR : Ribuan pelajar saat mengikuti zikir dan istighotsah di raung utama salat Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jalan Gajah Raya, Gayamsari, Jumat (13/3).

SEMARANG(SUARABARU.ID)– Sekitar 8.000 pelajar dari gabungan siswa sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah (SD/MI), SMP/Mts, SMA/madrasah aliyah (MA) mengikuti kegiatan dzikir akbar, doa bersama sukses ujian, penguatan karakter religius, nasionalisme, dan keselamatan bangsa dari wabah virus korona di ruang utama salat Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jalan Gajah Raya, Gayamsari, Jumat (13/3).

Hadir dalam kegiatan itu, Wakil Menteri Agama (Wamenag) KH Zainut Tauhid, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Ketua Pelaksana Pengelola (PP) MAJT, Prof KH Nur Achmad, Kakanwil Kemenag Jawa Tengah, Achyani, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ishlah Semarang, KH Hadlor Ikhsan, Pengasuh Ponpes Manarul Multazam, KH Khamami (Kang Amy), KH Muhyiddin, KH Istajib dan sejumlah tokoh lainnya.

Wamenag KH Zainut Tauhid pada kesempatan itu menjelaskan tentang cara meraih kesuksesan dalam belajar. Setidak-tidaknya ada enam perkara menjadi kunci dalam meraih kesuksesan dalam menuntut ilmu. Satu di antaranya ialah dzakaaun atau cerdas. saat memberikan motivasi kepada ribuan pelajar
“Ada enam kunci sukses dalam hal apapun, khususnya dalam belajar. Jika Anda semua dapat melakukannya, maka akan menjadi orang yang sukses,” katanya.

Kiai Zain, sapaan akrabnya, menjelaskan seseorang boleh pintar, tetapi cerdas adalah keharusan. Dia pun merinci bahwa kecerdasan di sini harus mencakup tiga hal, yakni cerdas akal, emosi serta dalam beragama (spiritual).
“Ini menjadi syarat pertama. Emosi bagus, tetapi spiritual lemah, maka yang akan terjadi ialah ketimpangan. Maka, ketiganya harus berjalan beriringan,” terangnya.

Kiai Zain melanjutkan, kunci sukses berikutnya ialah khirsin atau memiliki ambisi, tekad yang kuat dalam mencapai cita-cita yang diinginkan. Oleh karena itu, dia berpesan kepada para pelajar agar fokus apa yang dilakukan saat ini.
“Fokus belajar, seluruh kegiatan yang kurang bermanfaat seperti, bermain-main dikurangi. Ini penting dilakukan,” ungkapnya.

Berikutnya, istibarin, yaitu memiliki semangat kesabaran yang tinggi. Selanjutnya, bulghotin yaitu memiliki bekal yang cukup. Kemudian, irsyadu ustadzin (memiliki petunjuk guru), tidak salah pilih guru, dan terakhir thuli zamanin, yaitu memanfaatkan waktu secara maksimal dalam belajar.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengapresiasi kegiatan tersebut. Taj Yasin berharap, dengan perantara berzikir dan istighotsah, risiko mara bahaya yang sedang menimpa masyarakat Indonesia dapat ditekan, termasuk wabah virus korona yang masih menjadi perbincangan hangat masyarakat global.

“Alhamdulillah Kementerian Agama memberikan saran agar masyarakat bersama-sama membaca doa qunut nazilah agar terhindar dari segala macam bahaya hang ada,” kata Gus Yasin, sapaan akrabnya.

Ketua PP MAJT, Prof KH Nor Achmad mengapresiasi kegiatan zikir dan istighotsah tersebut. Menurut dia, kegiatan zikir dan istighotsah di MAJT tetap dilaksanakan, meskipun, kabarnya tahun depan tidak ada lagi UN, namun bentuknya diganti dengan yang lain.

“Hingga saat ini tidak ada laporan pelajar yang mengikuti istighotsah di MAJT tidak ada yang lulus. Artinya rata-rata mereka yang mengikuti istighotsah 100 persen lulus,” kata Prof Nor disambut tepuk tangan peserta.

Menurut Prof Nor, kegiatan zikir dan istighotsah yang digelar kali ini terasa istimewa, lantaran tidak hanya untuk kelulusan ujian, tetapi juga untuk penguatan karakter religius, sekaligus memantapkan nasionalisme. Termasuk demam berdarah dengue (DBD), khususnya virus korona.

“Semoga bangsa di dunia dan Indonesia terhindar dari wabah ini. Kami juga berharap kegiatan ini akan diadakan terus menerus, walaupun tidak ada lagi UN,” imbuhnya. (*)