blank
Warga yang hendak menonton Festival Wirosari Gumregah harus berteduh di tempat yang aman sebab hujan deras turun tiba-tiba, semalam. Foto: ist.

GROBOGAN- Beberapa malam terakhir, beberapa daerah di Kabupaten Grobogan diguyur hujan. Hal tersebut terlihat pada dua malam terakhir, Sabtu-Minggu (26-27/10). Beberapa wilayah seperti di Kecamatan Penawangan dan Purwodadi mengalami hujan yang cukup deras.

Meski demikian, hal ini belum menunjukkan musim penghujan di wilayah Kabupaten Grobogan dimulai pada bulan ini.

Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyaningsih membenarkan bahwa di beberapa wilayah di Kabupaten Grobogan mengalami turun hujan setiap malam hari. Namun, masyarakat harus mengetahui bahwa ini bukan pertanda awal musim hujan.

“Yang harus masyarakat ketahui bahwa saat ini masih musim kemarau. Hujan yang turun beberapa malam terakhir ini frekuensinya belum 50 milimeter per detik per sepuluh harian,” ujar Endang.

Awas Musim Peralihan

Mengutip pernyataan Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BPNB) Agus Wibowo, Endang juga mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Grobogan untuk menghadapi peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Hal ini terkait antisipasi kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi saat musim penghujan.

“Mulai saat ini jika masyarakat yang punya tanaman seperti pohon, harap potong daun dan rantingnya. Tidak buang sampah sembarangan, serta sedia payung atau jas hujan selama keluar dari rumah,” ujar Endang.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatatkan, perkiraan musim penhujan pada 2019 ini kan dimulai pada akhir Oktober hingga November. Endang menjelaskan, di masa peralihan musim kemarau menuju musim penghujan atau musim pancaroba ditandai dengan beberapa gejala alam.

“Tanda-tandanya ada perubahan suhu dan cuaca secara drastis, mendung tebal disertai petir, gelombang pasang air laut, adanya angijn kencang sampai dengan angin puting beliung,” pungkas Endang.

suarabaru.id/Hana Eswe.