blank
Para pemateri memberikan paparan tentang sosialisasi penanggulangan bencana alam yang digelar di Aula Kelurahan Wadaslintang Wonosobo. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO – Daerah Wonosobo merupakan wialayah yang rawan terjadi bencana alam, terutama tanah longsor di musim hujan. Sebab kondisi geografisnya merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. Di beberapa wilayah gunung dan bukit merupakan lahan kritis.

Butuh penanganan terhadap lahan kritis agar bencana tanah longsor tidak mengancam warga saat musim hujan. Warga Wonosobo juga perlu dibekali pengetahuan tentang mitigasi bencana, sehingga bila terjadi musibah tanah longsor bisa mengatasi dengan baik.

Hal tersebut mengemuka dalam kegiatan sosialisasi penanggulangan bencana alam yang digelar bersama antara Koramil 12 Wadaslintang, Kapolsek dan Bagian Keamanan dan Ketertiban Kecamatan serta Linmas se-Kecamatan Wadaslintang.

Puluhan anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) se-Kecamatan Wadaslintang mengikuti sosialisasi penanggulangan bencana alam yang digelar secara bersama tersebut di Aula Kelurahan Wadaslintang.

Materi sosialisasi disampaikan oleh Serda Mahmudi (Kodim 0707/Wonosobo), Serda Kasimun (Koramil 12/Wadaslintang), Riswanto (Bagian Keamanan dan Ketertiban Kecamatan Wadaslintang), dan AKB Kabul (Kapolsek Wadaslintang).

Babinsa Kodim 0707 yang berdinas di Koramil 12 Wadaslintang Serda Mahmudi mengatakan beradasarkan UU No 34 tahun 2004 tentang TNI disebutkan selain menjaga keamanan negara, TNI juga punya tugas membantu pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana.

“Setiap terjadi bencana alam, baik berupa banjir dan tanah longsor, anggota TNI bersama Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) selalu berada di garda terdepan dalam mengevakuasi korban dan memulihkan lokasi bencana,” katanya, Kamis (1/8).

Siaga

Di setiap lokasi terjadi bencana alam, imbuhnya, anggota TNI bersama personil BPBD setempat juga dengan sigap membuat posko darurat dan dapur umum untuk membantu korban bencana. Anggota TNI dan BPBD siap siaga dilokasi bencana selama 24 jam.

Melalui Babinsa yang ada di setiap Desa/Kelurahan yang ada di Wonosobo, pantauan di daerah rawan terjadi bencana alam tanah longsor, banjir dan kebakaran lahan atau rumah warga selalu dilakukan sehingga bisa memudahkan penanganan secara dini.

Kapolsek Wadaslintang Polres Wonosobo AKP Kabul mengungkapkan Wonosobo termasuk daerah merah atau rawan terjadi bencana alam terutama tanah longsor di musim penghujan. Karena Wonosobo bergoegrafis pegunungan. Sedang di musim kemarau juga rawan terjadi kebakaran.

“Sebagai daerah rawan bencana, warga setempat harus mengetahui bagaimana cara mensikapi dan mengatasi terjadinya bencana. Warga juga harus mengantisipasi agar di musim penghujan tidak mudah terjadi tanah longsor dengan banyak menanam pohon,” sebutnya.

Sementara itu, Kasi Trantib Kecamatan Wadaslintang Riswanto menuturkan selain mengatasi penanganan bencana, harus ada usaha preventif agar bencana tanah longsor di Wonosobo tidak mudah terjadi. Menanam pohon dan merawat lingkungan menjadi salah satu solusi.

“Warga harus giat menanam pohon di lahan kritis dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Karena belakangan ini perilaku membuang sampah di selokan dan di sungai menjadi kebiasaan warga. Sampah di selokan dan sungai bisa memicu banjir,” paparnya.

Setelah mendapat materi terkait penanganan dan penanggulangan bencana alam, anggota Linmas juga dilatih langsung menangani korban bencana alam berupa tanah longsor. Warga diminta memeragakan dalam mengevakuasi salah satu korban bencana alam.

Dalam praktik penanganan bencana alam juga diperkenalkan tanda-tanda akan terjadinya bencana alam, tanda tempat titik kumpul korban dan pembuatan posko bersama antara TNI-Polri, BPBD dan warga.

“Saat terjadi bencana warga harus tetap tenang dan tidak panik. Sebab jika panik justru akan mempersulit penanganan paska bencana. Warga di musim kemarau ini untuk tetap waspada jangan sampai terjadi kasus kebakaran rumah,” pintanya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka