blank
Pemasangan sistem peringatan dini oleh tim UGM.

JEPARA- Desa Tempur, Kecamatan Keling,  Jepara menjadi salah satu desa yang memiliki risiko tinggi bencana tanah longsor di Jawa Tengah. Karena itu desa ini mendapatkan bantuan alat Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) bencana tanah longsor dari BPBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2019.

Pemasangan alat membutuhkan waktu delapan hari sejak Selasa (2/7) yang dilakukan oleh BPBD Jepara dan tim sistem peringatan dini dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pemasangan alat deteksi dini menjadi salah satu upaya pengurangan risiko  bencana tanah longsor.

blank
Keterlibatan BPBD Jepara dalam pemasangan alat peralatan.

Kepala Pelaksana BPBD Jepara Arwin Noor Isdiyanto mengatakan Kabupaten Jepara menjadi salah satu dari lima belas Kabupaten di Jawa Tengah yang mendapatkan paket bantuan alat deteksi dini bencana tanah longsor yang terdiri  tiga unit Ekstensometer (alat pengukur rekahan tanah) dan satu unit Rain Gauge (alat penakar curah hujan).

“Desa Tempur kita pilih menjadi titik lokasi pemasangan alat ini, karena memiliki beberapa kriteria yang patut kami pertimbangkan. Secara geografis desa Tempur dikelilingi lereng Muria yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana tanah longsor,. Juga banyaknya jiwa yang berada di desa ini dan ketangguhan pemerintah desa serta masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana” imbuhnya.

Menurut Arwin,  BPBD Jepara menyerahkan sepenuhnya kepada tim dari UGM  untuk berkoordinasi dengan pemerintah desa, forum PRB desa dan masyarakat dalam menentukan dan memasang alat di titik-titik yang memiliki tingkat kerentanan dan risiko tinggi.

“Akhirnya, kami mohon kerjasama dari pemerintah desa, Forum PRB dan seluruh warga desa Tempur turut menjaga dan merawat alat ini agar bermanfaat bagi warga” pungkas Arwin

Sementara ketua tim pemasangan sistem peringatan dini UGM Nathannael Kresna Yudha saat dihubungi mengatakan. kegiatan ini diawali dengan melakukan risk assesment pada sembilan titik calon pemasangan alat yang sebelumnya telah diusulkan oleh PRB desa dan BPBD. Risk assesment dilakukan supaya fungsi alat sesuai dengan kondisi geologi daerah pemasangan. Harapan kami, alat ini tepat sasaran dan tepat guna dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Jepara, tepatnya di desa Tempur, ujar Nathanael

Berdasarkan kajian kerentanan, analisis risiko dan hasil koordinasi dengan pemerintah desa dan forum PRB, ditentukan tiga titik lokasi pemasangan alat ekstensometer yaitu di dukuh Kemiren, dukuh Petung dan dukuh Karangrejo. Sementara Rain Gauge dipasang di depan kantor Petinggi Tempur. Selanjutnya adalah berbagi peran dan berbagi tugas untuk melengkapi perangkat-perangkat program.

“Tahapan lain yang perlu dilakukan adalah pembentukan tim siaga bencana, pembuatan peta kerentanan dan jalur evakuasi, instalasi alat deteksi dini, penyusunan prosedur tetap, gladi lapang atau simulasi evakuasi mandiri yang bertujuan untuk melatih respon dan kewaspadaan tim siaga bencana serta masyarakat terhadap bunyi tanda peringatan yang dipancarkan oleh alat deteksi.” jelas lulusan Geologi UGM.

“Di akhir tahapan progam akan  membangun komitmen bersama pemerintah desa, forum PRB dan BPBD untuk bersama-sama menjaga dan merawat peralatan agar memberi kemanfaatan bagi masyarakat desa Tempur untuk mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana” pungkas Nathanael.

SuaraBaru. Id/ Hadi Priyanto