blank
Helikopter Bolkow 105 milik BNPB mendarat di Lapangan Desa Kledung, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, untuk memadamkan kebakaran hutan di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, (Suarabaru.id/dok)

 

TEMANGGUNG-  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirim satu helikopter untuk memadamkan kebakaran hutan di Gunung Sindoro maupun Gunung Sumbing. Selain itu, juga menerjunkan 207 personil gabungan.

Hari Kamis (13/9) sekitar pukul 16.30 WIB, helikopter jenis Bolkow 105 milik BNPB mendarat di Lapangan Desa Kledung, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.

Rencananya pemadaman menggunakan helikopter dilaksanakan hari ini (14/9). Sebelumnya tim BNPB lebih dulu melakukan survei lokasi pemadaman dan tempat pengambilan air. ‘’ Kapasitas air yang bisa diangkut oleh helikopter BNPB ini mencapai 500 liter air,’’  kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi, kemarin.

Penjabat Bupati Temanggung Sudaryanto menerangkan,
Pemkab Temanggung sudah koordinasi dengan Pemkab Wonosobo untuk lokasi pengambilan air yang akan digunakan untuk pemadaman  api di dua gunung tersebut. Ditetapkan lokasi pengambilan air di  Telaga Menjer, Kecamatan Garung,
Kabupaten Wonosobo.

‘’Saya sudah koordinasi dengan Wakil Bupati Wonosobo untuk meminta izin mengambil air dari Telaga Menjer, yang akan digunakan untuk pemadaman api di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Sebelumnya, ada alternatif lain
pengambilan air  dari Bendung Selis di Kecamatan Kranggan.
Telaga Menjer dipilih karena pengambilan air lebih mudah,’’ terang Sudaryanto.

Menurutya, pemakaian  water bombing ( bom air) dengan menggunakan helikopter dirasakan lebih efektif daripada pemadaman secara manual yang selama ini dilakukan.  Diharapkan dalam dua hari ke depan semua titik api yang ada di dua gunung tersebut sudah dapat dipadamkan.

Dua titik api kembali muncul di bekas kebakaran hutan Gunung Sindoro pada Kamis, (13/9) siang. Padahal Rabu malam (12/9) sudah berhasil dipadamkan.
‘’Dua titik api yang kembali terlihat di Gunung Sindoro lokasinya  di petak 10-1 RPH Kwadungan pada Kamis pukul 11.00 WIB,’’ tutur Gito.

Dua titik api yang kembali muncul di Sindoro tersebut merupakan bekas kebakaran yang terjadi sejak 7 September lalu. Munculnya dua titik api tersebut diduga akibat dari bara api yang belum padam sempurna.

Dia mengemukakan, luas lahan yang terbakar di Sindoro mencapai  385,6 hektare dengan vegetasi alang-alang dengan jumlah kerugian ditaksir mencapai   Rp 57.240.000.

Gito menuturkan, selain duat titik api di Gunung Sindoro, hingga  Kamis sore lima titik api juga masih terlihat di Gunung Sumbing yang terbakar sejak 10 September 2018.

Kelima titik api yang masih terlihat di gunung yang berada di perbatasan tiga wilayah yakni Kabupaten Magelang, Temanggung dan Wonosobo berada di petak
20-1 di RPH Kecepit,  masuk administrastif Desa Gelapansari, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung dan petak 27-1   RPH Kemloko BKPH Temanggung  masuk wilayah Desa Banaran, Desa Kemloko, Kecamatan Tembarak.

Luas hutan yang terbakar di Gunung Sumbing mencapai 393,4 hektare dengan kerugian mencapai Rp 59.100.000. Berupa padang savana, pohon tegajan Kemlandingan gunung dan semak belukar,’’ ungkapnya. (Suarabaru.id/dh)