JEPARA(SUARABARU.ID) – Jumlah warga Jepara yang ditemukan terkonfirmasi positif terpapar covid-19 semakin bertambah hingga mencapai 56. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah bertambah, sebab banyak orang yang ditemukan reaktif saat mengikuti rapid test dan kini menunggu hasil pemeriksaan swab.
Kalau Sabtu (13/6-2020) pagi diumumkan dua warga yaitu NS ( 41 th) warga Sowan Lor Kedung pasien no 51 dan K ( 43 th) warga Desa Karanggondang, Mlonggo, pasien nomor 50, siang ini kembali diumumkan empat orang warga positif terinfeksi virus corona.
Mereka adalah BP, laki-laki, usia 29 tahun dari sebuah desa di Kecamatan Nalumsari. Saat ini pasien nomor 53 ini masih melakukan isolasi mandiri di Kaliwungu Kudus.
Sedangkan pasien nomor 54 adalah MU, laki-laki 36 th dari sebuah desa di Mlonggo. MU kini masih menjalani isolasi mandiri di rumah.
Sementara pasien nomor 55 adalah seorang laki-laki dari Desa Suwawal Timur, Kecamatan Pakis Aji berusia 69 tahun. Saat ini ia dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Kudus.
Pasien lain yang diumumkan adalah D, 63 th dari Desa Lebuawu, Pecangaan. Pensiunan yang masih dirawat dengan isolasi mandiri ini adalah pasien nomor 56. Sedangkan pasien nomor 52 adalah warga Wedung yang sedang di rawat di RSUD RA Kartini Jepara.
Dengan penambahan 4 pasien ini, hari ini ditemukan 6 kasus covid-19 baru. Kini tim kecamatan yang terdiri dari aparat Puskesmas, Koramill, Polsek, Kecamatan dan anggota satgas serta satgas desa sedang melakukan pelacakan kontak jarak dekat dengan pasien.
“Bagi mereka yang ditemukan melakukan kontak jarak dekat akan dilakukan isolasi mandiri dengan pengawasan tim kecamatan dan desa serta menjalani pemeriksaan rapid test dan swab,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jepara, dr M. Fahruddin.
”Kami berharap kepada warga masyarakat yang selama 14 hari terakhir melakukan kontak erat dengan keempat pasien ini untuk melaporkan diri ke puskesmas terdekat. Tujuannya agar dapat dilakukan pemeriksaan,” ujar M. Fahruddin.. Ini sangat penting untuk dapat memutus mata rantai penyebaran sehingga kasus ini tidak berkembang menjadi klaster baru.
Hadepe / Ulil Abshor