Ketua DPRD Wonogiri, Setyo Sukarno (kiri), dan Wakil Ketua Sugeng Achmadi (kanan), menyampaikan penjelasan tentang kinerja DPRD selama kuartal pertama Tahun 2020.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – DPRD Kabupaten Wonogiri melakukan refocusing anggaran, untuk mendukung penanganan wabah virus corona. Yakni melaksanakan langkah efisiensi dengan memangkas anggaran Sekretariat DPRD sebesar Rp 3,7 miliar.

Bersamaan itu, jajaran legislatif Kabupaten Wonogiri memberikan kelonggaran kepada Bupati, untuk menggunakan APBD dengan cara mendahului pembahasan perubahan. Di sisi lain, juga mendukung langkah Bupati dalam menyikapi pemudik, dengan cara memberikan edukasi melalui pendekatan kultural.

Demikian ditegaskan Ketua DPRD Wonogiri, Setyo Sukarno, Jumat (17/4), saat menjelaskan tentang laporan kinerja legislatif kuartal pertama periode Januari-April Tahun 2020. Penjelasannya ini, disampaikan kepada awak media di ruang sidang utama Graha Paripurna, lantai dua gedung DPRD Wonogiri.

Penjelasan tentang kinerja DPRD Kabupaten Wonogiri, disampaikan pimpinan Dewan di ruang sidang utama Graha Paripurna lantai atas Gedung DPRD Wonogiri.


KLB Pandemi Corona
Ikut mendampingi Setyo Sukarno, tiga Wakil Ketua DPRD Wonogiri, terdiri atas Sugeng Achmadi, Krisyanto dan Siti Hardiyani. Ikut hadir pula, Sekretaris DPRD Wonogiri, Gatot Siswoyo dan Kabag Persidangan Sunardi, Humas DPRD Wonogiri, Amin, beserta pejabat terkait lainnya.

Kata Setyo Sukarno, Tahun 2020 ini dunia digoncang oleh Kejadian Luar Biasa (KLB) pandemi Corona Virus Disease (Covid)-19. ”Mari kira bersama-sama mengambil peran dalam mencegah penyebaran Covid-19. Terkait ini, DPRD Kabupaten Wonogiri berupaya melakukan efisiensi melalui refocusing anggaran.

Yakni melakukan pemangkasan anggaran Sekretariat DPRD Wonogiri. Yakni dari semula Rp 18,08 miliar lebih menjadi Rp Rp 14,38 miliar, sehingga diperoleh efisiensi dana sebesar Rp 3,70 miliar lebih.

”Ini adalah wujud kepedulian kami dalam rangka bersama-sama bergotong-royong nyawiji (bersatu padu) melawan Covid-19,” tegas Setyo Sukarno. DPRD Wonogiri, telah pula mengambil kebijakan terhadap kegiatan-kegiatan yang sebenarnya dilaksanakan Bulan April 2020 ini, untuk dilakukan penundaan.

Wakil Ketua DPRD Wonogiri Siti Hardiyani (kiri) dan Krisyanto (kanan), ikut hadir dalam pemberian penjelasan kinerja Dewan periode Januari-April 2020, di ruang sidang utama Graha Paripurna.

Kultural dan Edukasi
Kegiatan yang ditunda tersebut, seperti penjaringan aspirasi masyarakat (Jaring Asmara), dalam rangka penyusunan Raperda inisiatif Baperperda tentang Pengarusutamaan Gender. Juga meniadakan kegiatan reses dan kunjungan kerja ke luar daerah.

Terkait adanya fenomena baru terkait dengan adanya sebagian pemudik, yang sejak merebaknya wabah corona pulang kampung dan sekarang kembali boro (merantau) ke kota, itu perlu disikapi dengan pendekatan kultural dan tindakan edukasi untuk mematuhi protokol pencegahan wabah virus corona.

Langkah refocusing melalui pemangkasan anggaran, untuk mendukung penanganan wabah virus corona, dijelaskan oleh Pimpinan DPRD Wonogiri bersamaan penyampaian laporan kinerja periode Januari-April 2020.


Masalah boro, tandas Setyo, memang Wonogiri jumlahnya banyak dan menjadi perhatian yang sifatnya menasional. Potensi kaum boro Kabupaten Wonogiri, mendominasi sekitar 35 persen dari jumlah penduduknya yang mencapai sebanyak 1,1 juta jiwa. Mereka merantau mencari nafkah di sektor informal, seperti dagang baksi, bakso dan jamu, serta bekerja di sektor lainnya.

Setyo juga menyambut baik langkah kepedulian warga Dusun Krapyak Desa Bulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, yang mengirimkan bahan pangan ke perantau yang bertahan di Jakarta dan tidak pulang kampung. Tujuannya, agar para perantau tidak mudik karena dinilai berpotensi dapat menyulitkan upaya pemutusan mata rantai penyebaran wabah Covid-19.

Bambang Pur

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini