blank


PEKALONGAN (SUARABARU.ID) –
Santri Yayasan Madrasah Islamiyah (YMI) mengikuti kegiatan literasi digital Chip In, dengan tema “Etika Pelajar di Dunia Digital”. Kegiatan ini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Acara tersebut, disiarkan secara langsung melalui zoom dari Yayasan Madrasah Islamiyah (YMI) Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Senin(30/9).

Chip In tersebut digelar guna mengedukasi para siswa madrasah agar mengerti soal etika berkomunikasi di media sosial, sesuai perkembangan media sosial yang bisa membawa beberapa risiko. Risiko itu antara lain kekerasan di dunia medsos, seperti cyberbullying, online sexual harassment, serta kemungkinan pelanggaran keamanan data yang berpengaruh pada privasi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat, terdapat 12.547 konten hoaks yang beredar di website dan platform digital sepanjang Agustus 2018 sampai Desember 2023. Konten tersebut diidentifikasi, diverifikasi dan divalidasi oleh Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika.

Kepala BPSDM Kominfo Yogyakarta Kementerian Kominfo RI, Dr Anton Susanto SE MT I mengatakan, pendidikan karakter Gen-z di era digital sangat terkait dengan penanaman nilai keberagaman, serta pemahaman akan penggunaan teknologi digital secara baik.

“Rekam jejak digital di media sosial merupakan portfolio sosial yang terbangun dari aktivitas sharing dan interaksi di dunia digital. Kendali tetap ada di tangan para santri, dan penting untuk memperhatikan privasi data seperti nama, alamat sekolah, kebiasaan dan lain-lainnya yang sangat mungkin dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk melakukan ancaman berupa cyberbullying, scam, hoax. Oleh sebab itu, perlunya kewaspadaan diri saat berselancar di internet melalui media sosial atau aplikasi lainnya,” ungkap Anton.

Pembentukan karakter siswa khususnya para santri di Madrasah Islamiyah, merupakan serangkaian nilai dan standar yang digunakan individu dalam menentukan sikap dalam mengambil keputusan dan tindakan atau perilaku. Berkembangnya teknologi internet seperti sekarang saat ini menjadikan sebaran nilai dan budaya terjadi secara cepat sesuai dengan perkembangan jaman.

Maka tantangan penguatan pembentukan karakter dalam berdigital menjadi sangat penting. Oleh sebab itu Kementerian Kominfo secara masif melakukan upaya peningkatan kesadaran perilaku etis berdigital melalui program literasi digital.

Badan statistik pusat, mencatat mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi Z. Jumlah generasi Z saat ini, sebanyak 27,94% yang berkisar 68 juta dari total populasi. Generasi Z adalah generasi digital yang sangat aktif dengan dunia media sosial, karena hampir setiap hari tidak lepas dari gadget yang sering digunakan untuk berkomunikasi.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII Jawa Tengah, Sukamto, SPd MM mengatakan, dunia digital di Indonesia sudah sangat maju dengan pesatnya, di mana semua orang bisa dengan mudah mengaksesnya. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan tentang etika dalam bermedia sosial, agar para santri memiliki dasar beretika dalam menggunakan media sosial.

“Pembentukan karakter itu merupakan dasar kunci sebagai landasan dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia, khususnya para santri di Yayasan Madrasah Islamiyah ini. Dalam menghadapi tantangan di era digital yang semakin terus berkembang, perlu pentingnya kolaborasi yang kuat antara Yayasan Madrasah, orang tua, serta masyarakat untuk membangun karakter santri yang lebih baik. Dengan diselenggarakannya Literasi Digital oleh Kemenkominfo diharapkan para santri untuk melakukan kegiatan positif, terutama saat menggunakan media sosial,” kata Sukamto.

Tanggung jawab dalam bersikap di media sosial bersamaan dengan sikap kesadaran diri. Karena individu tersebut harus paham betul akan konsekuensi yang harus diterima dari setiap yang dilakukan di media digital. Etika bebas berpendapat ini perlu disosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat dan disosialisasikan sedini mungkin mengingat banyaknya pertumbuhan pengguna internet di negara ini.

Generasi sekarang ini, memiliki kecenderungan lebih banyak melihat video daripada membaca. Dunia digital sangat luas dan bebas untuk berekspresi. Pengguna internet, paling banyak didominasi oleh kalangan pelajar.

Ketua Yayasan Madrasah Islamiyah Wonopringgo Ir M Khirzuddin Basyar menambahkan, dengan adanya literasi digital untuk madrasah ini, diharapkan agar para santri memiliki dasar untuk lebih beretika dan memiliki karakter pribadi yang positif saat menggunakan media sosial.

“Kita harus bisa menggunakan media sosial untuk mempromosikan budaya kita, dengan cara membawa budaya kita ke dalam internet atau kanal youtube milik kita. Kita membuat konten kebiasaan tradisi di desa misalnya, tarian, merti dusun atau agenda desa yang berhubungan dengan tradisi dan budaya. Mendesain gambar karakter cerita rakyat Indonesia, dan menggabungkan hobi para santri untuk dishare ke media sosial. Kunci sukses itu adalah positif motivation, sesuatu yang bisa membuat kita punya impian, terpanggil dan tergerak untuk hal positif. Gunakanlah media sosial sebagai salah satu sarana, untuk menyalurkan bakat yang bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan kita,” terang Khirzuddin Basyar.

Sebagai pengguna media sosial dan juga sebagai penyebar informasi, para siswa dituntut untuk selalu menjaga etika berkomunikasi dengan baik. Karena sebuah informasi yang kita buat sendiri maupun informasi yang didapat dari orang lain, harus kita saring terlebih dulu.

Hal tersebut dilakukan guna memahami sisi positif dan negatif dari sebuah informasi yang telah kita terima. Supaya saat kita mengunggah kembali ke media sosial yang kita gunakan, para siswa terhindar dari dampak buruk yang merugikan siswa itu sendiri. Gunakan media sosial sebagai sarana untuk belajar, dan memberikan informasi yang positif di sekitar kita.

Manfaat kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan generasi muda khususnya peserta pendidikan tentang pembentukan karakter para pelajar dalam memanfaatkan media sosial. Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama siberkreasi memberikan edukasi kepada masyarakat, tentang pentingnya, edukasi menggunakan internet, dan ini merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).