WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Rois Syuri’ah PCNU Wonosobo KH Abdul Khalim Alh dalam khotbah ifittah “Halaqoh Ikhtiar Pemikiran dan Langkah Plat Hijau dari NU untuk Wonosobo 2020 Berkah dan Bermartabat” mengatakan kebaikan bisa ditumpas oleh kebatilan.
Dalam acara yang digelar Plat Hijau PCNU di Hotel Surya Asia Wonosobo, Kamis (2/1) petang itu, pengasuh PP Darul Islah Cawet Surengede Kertek tersebut mengatakan hal itu lantaran prihatin dengan fenomena money politik dalam Pileg dan Pilkada lalu.
“Menyitir ungkapan Sayidina Ali, sesuatu yang baik, yang hak, yang hebat, tapi tidak teroganisasi, ora ditata, akan bisa ditumpas dan dikalahkan oleh sesuatu yang batil tapi terorganisasi,” tegasnya.
KH Abdul Khalim prihatin, karena Wonosobo yang ‘’kena diarani (bisa dikatakan-red) negara NU, mayoritas warganya kaum nahdliyin, tapi kader NU yang maju Pilkada sebelumnya kalah karena faktor politik uang.
“Saya dengar biaya Pilkada dan Pileg lalu di Wonosobo paling besar dan mahal. Sebab uang yang beredar mencapai ratusan miliar. Siapa yang kaya dan menyebar uang paling banyak, yang akan menang dalam kontestasi politik,” tandasnya.
Pilihan Rohani
Pihaknya mengaku pernah sowan ke PBNU ketika membuka pintu ruang Ketua Umum Prof Dr KH Said Aqil Siradj MA, sebagai bentuk menghormati Rois Syuri’ah PCNU Wonosobo yang datang, beliau berdiri dengan mengangkat tangan menyambut hangat.
“Alhamdulillah Wonosobo Kiainya akur. NU-nya kompak sekali. Sayang dalam Pilkada kader NU kalah,” katanya menirukan ungkapan yang dilontarkan KH Said Aqil Siradj. Cerita tersebut pun sontak membuat pengunjung yang hadir tertawa.
Para kasepuhan prihatin, imbuhnya, kalau pemimpin yang jadi bukan pilihan rohani tapi warga memilih karena NPWP alias ‘’nampa pira, wani pira’’. Sebagian warga yang memilih juga warga NU. Sangat disayangkan kalau ternyata warga NU masih membesarkan NPWP.
“Ke depan warga NU dalam Pilkada tidak boleh lagi punya prinsip NPWP. Tapi memilih pemimpin itu karena pilihan rohani bukan pilihan yang lain. Warga NU harus memilih pemimpin berdasarkan hati nurani guna mewujudkan Wonosobo bermartabat,” serunya.
Sementara itu, KH Haedar Idris yakin jika dalam dalam sebuah forum membahas masalah kepentingan NU, akan menghasilkan sesuatu yang berkah dan bermanfaat. “Mudah-mudahan
pertemuan kali ini bisa membawa kebaikan bagi warga NU,” pintanya.
Pengasuh PP Al Anwar Jawar Mojotengah KH Muttiqun Asnawi, mengingatkan jangan sampai dalam Pilkada NU hanya buat dolanan atau permainan. “Jika NU dijadikan dongkrak, cagak atau gesting, kalau sudah jadi guwang. Itu artinya NU didol sakmurah-murahe,” katanya.
Muharno Zarka/mm