JC Tukiman Tarunasayoga
PILKADA Pilkada telah usai, hasilnya juga telah diketahui umum. Selesaikah semua permasalahan? Pasti belum semua daerah selesai, dan tidak ada lagi persoalan tersisa. Enggaklah. Pasti ada satu, dua, atau tiga tim sukses calon yang memersoalkan proses, angka-angka, hasil, maupun persoalan lainnya, sehingga masih ada ekor masalah dari terselenggaranya Pilkada 27 November lalu. Inilah yang disebut ula-ula dawa.
Mau contoh lain? Masih ingat kasus seorang guru honorer di Konawe, Sulawesi Tenggara, bukan? Kasusnya bermula tampak sederhana, dan seharusnya sederhana singkat juga penyelesaiannya.
Ternyata tidak, dan ekor masalahnya menjadi panjaaaaaaaaaaaaang: Ada yang dipecat, ada yang kena sanksi lain, ada mungkin “panen” tetapi sangat mungkin ada juga yang “buntung” atau rugi. Kasus itu juga termasuk ula-ula dawa
Ula
Ula, yakni ular, semua orang paham betul dan tidak perlu dijelaskan lagi. Dalam ungkapan yang lebih halus, ula disebut juga sawer. Ucapkan sawer ini seperti Anda mengatakan minum dhawet, seger.
Baca juga Mbebek
Ula pula dipakai sebagai simbol Kesehatan pada logo apotik; dan di zaman nabi Musa dulu, ular adalah simbol keselamatan. Dengan cara memandangi patung ular yang dibuat Musa, siapa pun akan diselamatkan dari bencana.
Terhadap ula, sikap orang berbeda-beda; ada yang takut setengah mati sampai-sampai mendengar kata-kata “ana ula” (ada ular) saja orang itu sudah berteriak, kaget, takut; padahal belum melihatnya. Sebaliknya, ada banyak orang yang sangat akrab dengan ular, menari meliuk-liuk bersama ular, berciuman dengan ular. Para pecinta ular, di rumahnya binatang melata itu berkeriapan kemana-mana, tanpa ada satu orang pun di rumah itu takut.
Catatan kecil saja: saya termasuk takut ular. Pada tahun 1982, ketika saya pernah rapat di Poona, India, dalam suatu jalan-jalan pagi sendirian, saya lari terbirit-birit karena ada seseorang tiba-tiba membuka semacam keranjang di depan saya. Jebul ula nongol. Cengkelak saya berbalik arah, lari-lari kecil kembali ke penginapan, isih dheg-dhegan.
Ula-ula dawa
Di antara binatang melata, ular sering dikaitkan dengan ukuran panjang; lalu orang berucap: Wuihhhhhhhh, panjang seperti ular, ya? Melukiskan barisan orang mengantre beras bansos pun, sering juga ular disebut-sebut: antrean mengular sejak pagi.