JEPARA (SUARABARU.ID) – Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menghadapi era digitalisasi, maka PGRI Jepara telah menyelenggarakan Workshop Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis AI. Pelatihan yang dilaksanakan di gedung Shima tanggal 20 November 2024 ini dibuka oleh Ketua PGRI Kab. Jepara Darono Ardi Widodo dan diikuti 90 orang guru perwakilan pengurus dari 16 cabang mewakili jenjang SD, SLTP, SLTA.
Dalam workshop tersebut Dr. Wiyaka, M.Pd. kepala LPPM UPGRIS menyampaikan AI untuk memudahkan guru dalam mengemas pembelajaran dan menyediakan bahan ajar serta media pembelajaran, termasuk jika ada perubahan kurikulum.“Kalau nanti diberlakukan kurikulum baru, guru harus siap menghadapi itu semua,” ujarnya
Sementara Joko Siswanto dalam materi paparannya menjelaskan AI (Artificial Intelligence) atau Kecerdasan Buatan adalah cabang ilmu komputer yang fokus pada pengembangan sistem atau mesin yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. “AI memungkinkan komputer untuk belajar, berpikir, memecahkan masalah, memahami bahasa, dan mengambil keputusan berdasarkan data dan pengalaman,” terangnya
Karena itu menurut Joko Siswanto, untuk membekali para guru agar dapat mengikuti perkembangan teknologi maka pelatihan menyusun media pembelajaran berbasis AI sangat dibutuhkan.
Lebih lanjut ia juga menguraikan, media pembelajaran berbasis AI (Artificial Intelligence) adalah alat atau platform yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan pengalaman belajar. AI dapat digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, adaptif, dan personal bagi siswa, serta memberikan dukungan bagi pengajar dalam proses mengelola dan menilai pembelajaran.
Pemeteri kedua Rosyidah menyampaikan tentang pentingnya Canva pada pembelajaran. Bagi guru Canva menawarkan banyak manfaat dalam konteks pembelajaran, mulai dari membantu menciptakan materi terbuka yang menarik hingga memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan desain grafis dan kreativitas.
“Canva mendukung pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan fleksibel, serta dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam dan di luar kelas,” ujarnya
Indria Mustika