SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dosen Perencanaan Tata Kota dan Wilayah, Universitas Semarang (USM), Tiasa Adimagistra mengatakan, penataan tata ruang dan wilayah harus memperhatikan perubahan iklim.
Menurut dia, dampak dari perubahan iklim, bumi akan terasa semakin panas. Namun dengan adanya Green Building, akan menjadi salah satu solusi mengatasai hal itu. Tetapi yang paling tepat yakni, melakukan penatataan ruang dan wilayah dengan baik.
”Green Building merupakan solusi parsial. Seharusnya penyelesaiannya tetap melalui tata ruang yang baik. Artinya, dilihat juga dari aspek lingkungan, lalu bagaimana memanfaatkan moda transportasi. Ini juga mempengaruhi terjadinya perubahan iklim,” kata Tiasa dalam keterangannya di Semarang, Kamis (31/10/2024).
BACA JUGA: Analisis Putusan Ringan Terdakwa Petambak Karimunjawa
Disebutkan juga, pemerintah harus merancang kawasan pemukiman yang nyaman, dan tidak terlalu menyebar. ”Hal itu menyebabkan jangkauannya terlalu jauh. Dan hal itu berdampak juga terhadap mobilitasi dan transportasi, yang meningkatkan emisi CO2,” jelasnya.
Tiasa mengungkapkan, masyarakat harus didorong untuk menggunakan transportasi publik, karena akan berdampak terhadap pengurangan emisi CO2. ”Kita Kembali lagi pada kesadaran masyarakat, untuk mau menggunakan transportasi umum,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, penataan transportasi di Kota Surabaya dan Jakarta yang sudah menerapkan transportasi terintergrasi, dapat menjadi inspirasi bagi Kota Semarang.
”Kalau negara maju kita bisa melihat Singapura, yang telah interkoneksi transportasi publiknya. Dari kereta, bus dan moda-moda transportasi lainnya,” pungkasnya.
Riyan