blank
Seminar Nasional Pendidikan Matematika (SNAPMAT) dengan tema "Tantangan Guru Matematika dalam Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelligence . foto: Ist

KUDUS (SUARABARU.ID) — Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muria Kudus menggelar Seminar Nasional Pendidikan Matematika (SNAPMAT) dengan tema “Tantangan Guru Matematika dalam Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelligence (AI)” pada hari ini, 17 Oktober 2024. Kegiatan ini diselenggarakan di Ruang Seminar Rektorat Universitas Muria Kudus dan dihadiri oleh dosen, mahasiswa, serta guru matematika dari berbagai sekolah.

Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Drs. Sucipto, S.Pd., M.Pd yang menyampaikan pentingnya memahami dampak teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), terhadap metode pengajaran matematika. Dalam era digital ini, pengajar dituntut untuk beradaptasi dan memanfaatkan teknologi guna meningkatkan efektivitas pembelajaran.

“Jangan jadikan teknologi seperti AI ini sebagai hambatan , namun dapat dimanfaatkan dan menjadi peluang dalam pembelajaran”, tuturnya.

Seminar ini menampilkan sejumlah pembicara sekaligus Guru Besar dari Universitas Negeri Malang , Prof. Dr. Subanji, S.Pd., M.Si. Selain itu, pada seminar ini juga menghadirkan guru pennggerak dari SMP N 5 Kudus Ilining Uswatun K,S.Pd. Keduanya membahas berbagai aspek, seperti penerapan AI dalam pengajaran, alat bantu belajar berbasis teknologi, dan strategi menghadapi tantangan yang muncul akibat perkembangan AI.

Sesi panel diskusi memberikan kesempatan bagi peserta untuk berdialog dan berbagi pengalaman terkait implementasi AI dalam pendidikan matematika.

Dalam sesi Prof. Subanji, dirinya menyebutkan terdapat prinsip belajar dan pembelajaran yakni pada dasarnya belajar itu untuk menghadapi tantangan , karena tantangan kehidupan di depan selalu dinamis dan dalam pembelajaran kita sebagai pengajar perlu menyiapkan siswa menjadi pemecah masalah.

Lebih lanjut, Prof. Subanji meminta kepada pengajar agar siswa dapat belajar dengan disertai kebermaknaan, dengan pelajaran yang bermakna akan memberikan kontruksi yang tersambung dengan skema yang telah dimiliki. Selain itu, pengajar perlu menyiapkan sumber belajar yang berasal dari real life.

“Guru harus kreatif dan mendorong siswa menjadi pemikir kreatif , manfaatkanlah teknologi AI sebagai kemajuan dalam pembelajaran dengan mengemasnya semenarik mungkin”, jelasnya.

Dengan seminar ini, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muria Kudus berharap dapat membuka wawasan bagi para pengajar untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar mengajar, serta mempersiapkan generasi yang lebih siap menghadapi perkembangan zaman.

Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kolaborasi antara akademisi dan praktisi dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh AI di bidang pendidikan.

Ali Bustomi