SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketua Program Studi Teknologi Pangan, Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang, Mellia Harumi MSc mengatakan, para mahasiswanya berlomba-lomba menginovasikan produk olahan dari limbah pangan.
Berbagai karya inovasi mereka, dipamerkan dalam Food Waste Transformation Exhibition. Pameran ini diselenggarakan di M Bloc Market, Uptown Mall, BSB City, Semarang, belum lama ini.
Mengusung tema ‘Together, Let’s Make A Change’, pameran ini sekaligus merupakan bentuk Program Studi Teknologi Pangan, dalam menanggapi krisis limbah pangan. Mulai dari selai buah, bumbu masakan, manisan buah semangka, diolah menjadi sebuah produk inovasi.
BACA JUGA: Tinjau Pasar Tradisional di Pinggiran, Mbak Ita Ingin Pastikan Tak Ada Gejolak Harga Pangan
Selain itu, mereka juga membuat produk inovasi limbah non-pangan. Beberapa di antaranya yaitu, kerajinan bunga dan taplak meja dari kemasan makanan. Berbagai produk yang diinovasikan dan dipamerkan para mahasiswa itu, menjadi capaian akhir dalam mata kuliah Pengelolaan Limbah Industri Pangan.
”Sebelumnya, para mahasiswa juga kita ajak untuk ikut terlibat dalam membuat pupuk organik cair, bersama siswa di SD Marsudirini BSB. Dari situ, kita ajak mereka untuk merasakan experience learning, melalui inovasi limbah pangan yang dekat dengan mereka,” kata Mellia, dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/1/2024).
Menurut dia, pameran ini sekaligus menjadi media untuk menunjukkan sisi ekonomis dari limbah pangan. ”Kami juga mengampanyekan isu food waste, dengan menginovasikan olahan limbah pangan. Hal ini agar masyarakat paham betul, bagaimana suatu limbah pangan bisa bernilai ekonomis, bukan hanya limbah yang hanya dibuang,” jelasnya.
BACA JUGA: 5.529 Warga Kota Semarang Mendaftar Menjadi Pengawas TPS
Sementara itu, Haniel Yudiar MSi, selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Limbah Industri Pangan SCU menilai, pentingnya pengolahan yang baik, sebagai langkah meminimalisasi menumpuknya limbah pangan.
”Kita terus berusaha mengurangi dengan memanfaatkan sisa limbah makanan, agar jangan sampai terbuang semuanya. Sekalipun tidak bisa dikonsumsi dalam bentuk makanan, kita bisa olah ke bentuk yang lain,” tambahnya.
Riyan