Oleh Amir Machmud NS
MENARI, teruslah menari Raheem Sterling…
Dan, sayap kebanggaan Pep Guardiola di Manchester City itu pun melengkapi referensi tipikal sepak bolawan yang “berpembawaan” sebagai seorang dancer, sang penari.
Di balik kelembutan liukan-liukan indahnya, Raheem Shaquille Serling menyimpan peluru-peluru maut yang mengeksekusi. Dia salah satu mesin gol City, di samping produktif dengan kontribusi assists, menandai dia bukan penyerang yang mementingkan diri sendiri.
Dean Smith, manajer Aston Villa yang pekan lalu bertandang ke Etihad, mengakui Raheem sebagai inspirasi yang sering dia pelajari lewat video-video. Dia mengagumi sayap City itu sebagai pemain dengan kemampuan istimewa.
Pep Guardiola juga tak ragu menyampaikan kebanggaannya atas perkembangan performa pemain keturunan Jamaika itu. Selepas kemenangan 5-1 atas Atalanta dalam babak penyisihan grup Liga Champions dua pekan lalu, Pep memuji secara khusus penampilan konsisten Raheem.
Pemain yang memulai karier bersama Queens Park Rangers itu berkembang dengan bakat makin menonjol sebagai “pemain pembeda” sejak memperkuat Liverpool di era coach Brendan Rodgers. Kepindahannya ke Etihad pada 2015 sempat menimbulkan komplikasi relasi personal dengan keluarga besar Liverpool. Raheem yang masih sangat muda dituduh mata duitan.
Baca Juga: “TAPA PENDHEM” RIIL ATAU FILOSOFI?
Dia memang tidak keliru memilih untuk berlabuh. Pemain yang kini berusia 24 itu tumbuh menjadi salah satu elemen terpenting “The Citizens” dan andalan utama tim nasional Inggris. Secara bertahap, Raheem memperkuat “The Three Lions” U16, 17, 19, U21, dan kini tim senior.
Tak sedikit analis yang menyebutnya hampir menyetarai kemampuan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, dua bintang utama dunia dalam sepuluh tahun terakhir. Namun Raheem menampik pujian tersebut. “Butuh lebih dari sepuluh tahun lagi bagi saya untuk mendekati level Messi dan Ronaldo,” katanya, merendah.
Inggris punya bintang muda lainnya yang sedang mekar, Jadon Sancho di Borussia Dortmund dan Phil Foden di Manchester City. Namun Raheem sudah lebih dulu matang dengan jam terbang sebagai pemain senior.
Di bawah pendekatan taktik Pep Guardiola, Raheem berkembang menjadi salah satu winger terbaik dunia. Dia makin kinclong sebagai pendobrak dari sisi lebar lapangan, sekaligus pemberi umpan silang yang memanjakan Sergio Agiero atau Gabriel Jesus.
* * *
GAYA sang penari itu, dalam khazanah tampilan para bintang, pernah melekat pada Marco van Basten. Saat memperkuat “Dream Team” AC Milan, gerakan-gerakan Van Basten dianalogikan dengan liukan seorang ballerina. Fleksibilitas liukan pinggulnya sering membuat pemain belakang lawan mati langkah, sebelum diakhiri dengan eksekusi maut.
Zinedine Zidane mengisi era penari berikutnya. Simaklah cara mengamankan bola yang “khas Zidane”, halus dan lembut dengan lentukan tubuh ritmis. Kedua kaki Zizou bergerak berirama bersama bola yang seolah-olah lengket mengikuti kemauannya.
Pemain Prancis berdarah Aljazair itu terinspirasi oleh idolanya, legenda Uruguay Enzo Francescoli era 1980-an yang juga bergaya penari balet. Kalau Anda mengklik Youtube, lihatlah betapa mirip aksi-aksi anggun Zidane dan seni Francescoli.
Mesut Oziel adalah bintang lain yang disebut-sebut sebagai reinkarnasi Zidane. Pemain yang besar bersama Werder Bremen itu punya gaya gerakan serupa. Sama-sama bertipe sebagai pengatur serangan, pemain Jerman keturunan Turki itu juga mengelola bola dengan gerakan-gerakan sekelas ballerina. Oziel mendribel bola dengan kelembutan screening yang tak kalah indah.
Tercatat sejumlah legenda lainnya yang bermain bagai menari-nari di rumput hijau. Anda yang menikmati kompetisi era 1980-an pasti pernah menyaksikan keanggunan tampilan Enzo Scifo bersama timnas Belgia, Paul Gascoigne di tim “Tiga Singa”, serta Joe Cole yang merupakan junior Gascoigne di timnas Inggris.
Berikutnya saya mencatat Andres Iniesta yang menjadi roh permainan Barcelona dan timnas Spanyol, atau “si penyihir” Ronaldinho dengan tatian-tarian “magis”-nya bersama Barcelona dan tim Samba. Kini juga ada Neymar Junior, bintang Paris St Germain yang suka unjuk naluri menari-nari dengan “DNA” jogo bonito Brazil.
Baca Juga: RAHASIA UANG BALIK: DIBELANJAKAN BISA KEMBALI
Mereka tak sekadar bersepak bola sebagai olahraga, tetapi menghayati permainan dengan penikmatan seni. Ekspresi yang kemudian berkembang dan melekat sebagai “ideologi”, bagian dari daya hidup, menjadi darah yang mengalir dalam nadi.
Raheem Sterling, yang diperkirakan masih bakal berkembang lebih matang, merupakan satu di antara seniman-seniman yang mengekspresikan cara bersepak bola dengan penghayatannya.
Maka mengapa sepak bola kental dengan elemen-elemen keindahannya, karena sebidang tanah yang terukur dan berumput hijau itu menjadi panggung show profesional sejumlah manusia yang beraksi dengan rasa dan hati…