WONOSOBO-Garda Bangsa-sayap politik kaum muda PKB-melakukan penanaman 2500 pohon tanaman keras Pucuk Merah di kawasan wisata pegunungan Dieng Wonosobo, Sabtu (2/11) pagi. Gerakan penanaman pohon diikuti perwakilan DKC Garda Bangsa se-Jawa Tengah.
Penanaman pohon tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan “Dieng Adventure 2019 Garda Bangsa Jawa Tengah” yang digelar selama dua hari, mulai Jum’at (1/11) hingga Sabtu (2/11) di Taman Syailendra Dieng dan Bukit Sikunir Sembungan Kejajar Wonosobo.
Sebelum dilakukan penanaman pohon terlebih dahulu dihelat dialog wawasan kebangsaan yang diisi oleh Sekretaris DPW PKB Jateng Sukirman dan Kasi Teritorial Korem Pamungkas Yogyakarta Kolonel Infantri Hari Santoso di Gedung Pertemuan Taman Syailendra.
Ketua DKC Garda Bangsa Wonosobo sekaligus Ketua Panitia Dieng Adventure 2019 Garda Bangsa Suwondo Yudhistiro mengatakan penanaman pohon di kawasan wisata pegunungan Dieng sebagai bentuk ikhtiar ikut melestarikan alam dan lingkungan di sekitar Dieng.
“Saat ini pegunungan Dieng mengalami kerusakan alam yang luar biasa akibat ekploitasi lahan pertanian secara besar-besaran. Pohon lindung sebagai penguat tanah dari erosi sudah hampir habis dan minim upaya reboisasi (penghijuan kembali),” katanya.
Upaya Reboisasi
Jika tidak ada upaya reboisasi, imbuhnya, alam dan lahan di Dieng akan semakin kritis dan rusak. Harus ada gerakan menanam pohon secara massal bersama masyarakat setempat agar kondisi lingkungan alam di kawasan wisata pegunungan Dieng kembali hijau.
“Gerakan penanaman pohon oleh Garda Bangsa se-Jateng didahului dengan acara caraka (mendaki Bukit Sikunir) dan menikmati pemandangan sunrise yang ada. Penanaman pohon dilakukan karena di awal bulan November ini sudah memasuki musim hujan,” tegasnya.
Di puncak Bukit Sikunir dilakukan penyerahan bantuan bibit pohon Pucuk Merah dari Ketua DKC Garda Bangsa Wonosobo Suwondo Yudhistiro kepada perwakilan Pokdarwi Desa Sembungan Kejajar. Selanjutnya bibit pohon akan ditanam masyarakat setempat di lahan kritis.
Menurut Suwondo yang juga Ketua Komisi I DPRD Wonosobo, berdasarkan data Tim Kerja Pemulihan Dieng, sekitar 7.758 hektar hutan lindung dan lahan warga, terdiri 4.758 hektar di Banjarnegara dan 3.000 hektar di Wonosobo, kondisinya kritis.
“Itu semua akibat penjarahan hutan yang pernah terjadi dan ekploitasi lahan pertanian. Saat ini kawasan pegunungan Dieng tampak gundul. Hamparan hutan yang semula hijau royo-royo, kini telah disulap menjadi ukiran-ukiran lahan pertanian,” tegasnya.
Demi terus menjaga kelestarian alam Dieng, upaya reboisasi oleh berbagai pihak bersama masyarakat, perlu terus digalakan. Dengan melibatkan masyarakat, gerakan pemulihan alam Dieng, bisa melahirkan kesadaran sosial akan arti penting menjaga lingkungan.
SuaraBaru.id/Muharno