blank
Foto: dok/manutd

blankOleh: Amir Machmud NS

// kata-katanya tertata/ seperti baris-baris puisi/ yang menyihir semua/ inikah mantra yang ditunggu/ untuk meniupkan semangat/ mengembalikan aura?//
(Sajak “Sang Penyair”, 2024)

SANG Penyair. Begitulah Cristiano Ronaldo menyebut Ruben Filipe Marquez Amorim, yang pekan lalu resmi diumumkan sebagai suksesor Erik Ten Hag di Old Trafford, dan Senin lusa akan memulai pekerjaannya.

Pelatih Sporting CP Lisbon yang berusia 39 tahun — hanya beberapa pekan lebih tua dari Ronaldo — itu, menjadi deret kesekian manajer yang membesut Manchester United setelah Alex Ferguson pensiun pada 2013.

Dari David Moyes, Ryan Giggs (interim), Louis van Gaal, Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, Michael Carrick (interim), Ralf Rangnick, hingga Erik Ten Hag.

Dan, belum satu pun di antara nama-nama itu yang mampu mengembalikan stabilitas performa Setan Merah ke wilayah elite Liga Primer, dan apalagi Eropa.

Van Gaal memberi Piala Liga, Mourinho mempersembahkan gelar juara Liga Europa dan sempat berada di urutan kedua klasemen liga, sedangkan Ten Hag mempersembahkan Piala FA dan Piala Liga (Piala Carabao), namun itu belum cukup memosisikan Pasukan Theater of Dream ke habitat elite di era Sir Alex.

PemilIhan Amorim bisa dibilang mengejutkan, setelah manajemen MU menimbang sejumlah nama yang beredar. Antara lain yang semula menguat adalah Zinedine Zidane, Graham Potter, Ruud van Nistelrooy, dan Xavi Hernandez.

Dari CV-nya, Amorim berhasil membawa Sporting CP sebagai klub yang bangkit dan tampil cukup stabil di Liga Portugal. Dia dua kali memberi trofi juara yang sudah 20 tahun dirindukan.

Amorim memberi akhir mengesankan bagi Sporting, yang mengalahkan Manchester City 4-1 di Liga Champions. Namun dia segera mengingatkan agar tidak mengaitkan hasil itu dengan gambaran permainan MU nanti. Dia akan memulai kiprah kompetisi dengan membawa Setan Merah ke laga tandang melawan Ipswich Town, 24 November mendatang.

Pilihan manajemen MU mendarangkan Amorim juga seperti ikhtiar, untuk merekatkan kembali “harmoni” antara MU dengan klub Portugal tersebut. Sebelumnya, Alex Ferguson sukses membawa salah satu produk Sporting, Cristiano Ronaldo ke Old Trafford pada 2003, yang belakangan menjadi legenda klub.

Pribadi Supel
Mengapa Ruben Amorim disebut sebagai Sang Penyair?

Pakar sepak bola Portugal, Marcus Alves menilai, Amorim adalah pribadi yang supel dan mudah berbaur dengan pemain-pemain lain.

Alves mencatat, Ronaldo memberi predikat itu, karena kata-kata motivasi Amorim — yang 14 kali memperkuat tim nasional Portugal — bisa membakar semangat rekan-rekannya.

Dan, sosok seperti itulah yang akan menjadi pemimpin kesekian dalam “spekulasi” keputusan manajemen MU, yang sejak 2013 belum menemukan figur tepat untuk menggantikan Sir Alex.

“Saya bersedia ke MU untuk menghindari zona nyaman,” kata Amorim yang diikat The Red Devils sampai 2027, mulai 11 November 2024, dengan opsi perpanjangan setahun. Dia akan dikontrak dengan gaji Rp 170 miliar.

Amorim tak bisa menunggu hingga musim berakhir, karena MU membutuhkan nakhoda baru di pertengahan periode ini. Boleh dikatakan, MU “membajak” manajer Sporting tersebut, dan keputusan Amorim itu adalah salah satu yang disesali fans mereka.

Sudah Terlalu Lama
Tentu fleksibilitas dan kemampuan Amorim dalam memotivasi akan menjadi modal tersendiri di tengah berbagai elemen kebutuhan MU untuk bangkit dalam stabilitas permainan. Fans MU sudah bersabar terlalu lama, justru ketika tetangga mereka, Manchester City kini menjadi kekuatan utama Liga Primer dan salah satu klub besar Eropa dengan sosok pelatih genius Pep Guardiola.

Mikael Arteta di Arsenal, Arne Slot di Liverpool, Hansi Flick di Barcelona, atau Enzo Maresca bersama Chelsea adalah sebagian contoh transisi suksesi yang memberi harapan dan langsung “klik” dengan performa klub.

Lalu apakah Ruben Amorim akan menjadi figur yang tepat untuk menghela kebangkitan MU dari kondisi sekarang?

Pembaruan manajemen klub dengan kepemilikan saham yang baru, Sir Jim Ratchcliffe sudah berlangsung. Pembelian pemain sesuai yang diminta Erik Ten Hag juga sudah dilakukan. Apakah nanti pada jendela transfer bulan Januari 2025, Ruben Amorim juga diberi ruang untuk merekrut sejumlah pemain sesuai kebutuhan taktiknya?

Bukan Revolusi
“Bedah jantung” yang dikehendaki Ralf Rangnick beberapa waktu lalu, bagaimanapun adalah formula yang sebenarnya belum jelas: seperti apa konsepnya?

Gambaran tentang sebuah revolusi tampaknya tidak akan berlangsung di era Amorim. Kemungkinan dia membutuhkan sejumlah amunisi baru, bisa diprediksi; namun untuk berlangsungnya perubahan ekstrem tidak akan dia lakukan. Dia bakal melakukan penyegaran dari sisi pendekatan motivasi di ruang ganti, skema taktik dalam formasi yang dia yakini, dan filosofi.

Mungkin gerak perubahan Amorim di MU berbeda dari langkah Juergen Klopp ketika pada 2016 berlabuh di Liverpool dan dia bawa filosofi gegenpressing, atau Pep Guardiola yang mendoktrinkan possession football ala Barcelona dan sekarang menjadi “wajah” Manchester City.

Yang jelas, ketika tak sedikit fans Sporting CP marah karena pelatih idolanya berpindah klub di tengah musim, maka pada sisi sebaliknya suporter MU akan membuka babak baru harapan.

MU akan memulai era penyegaran, tentu dengan spekulasi baru. Siapa tahu, siapa tahu; dan menguatkan chemistry antara para penggawa Teater Impian dengan daya imajinasi Sang Penyair dari Lisbon…

Amir Machmud NS, wartawan suarabaru.id dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah