Dropping air bersih yang dilakukan relawan PMI di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu. Foto: PMI Kudus

KUDUS (SUARABARU.ID) – Kemarau panjang yang melanda membuat sejumlah desa di wilayah Kabupaten Kudus mulai mengalami krisis air bersih. Warga pun terpaksa harus minta bantuan dropping air bersih guna memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Data dari BPBD Kabupaten Kudus, saat ini tercatat sudah ada tiga desa yakni mengajukan permintaan dropping air bersih, yakni Desa Setrokalangan dan Desa Kedungdowo yang berada di Kecamatan Kaliwungu, serta Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo

Sutini, salah seorang warga mengatakan krisis air bersih ini mulai terjadi sejak pertengahan Agustus ini. Sumur warga mulai mengering sehingga warga terpaksa harus membeli untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka.

“Memang sumur warga sudah mulai mengering,”tandasnya.

Camat Kaliwungu Satria Agus Himawan mengatakan, pihak pemerintah desa setempat sudah mengajukan permohonan dropping air bersih ke BPBD Kabupaten Kudus.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa dan BPBD. Ada bantuan air bersih yang diberikan untuk warga,”tukasnya.

Kepala BPBD Kabupaten Kudus, Mundir mengatakan untuk perincian warga terdampak di Desa Kedungdowo yakni di Dukuh Jetak sebanyak 60 jiwa dan Dukuh Tempel sebanyak 120 jiwa .

Sedangkan untuk Desa Setrokalangan, wilayah yang mengalami krisis air bersih tepatnya berada di RT 1 RW 2 sebanyak 80 jiwa.

Untuk Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, jumlah warga yang terdampak krisis air bersih sebanyak 350 jiwa

Mundir menambahkan, pihanknya sudah menerima pengajuan permohonan bantuan dropping air bersih dari tiga desa tersebut.

Dropping sudah dilakukan mulai Selasa, 29 Agustus 2023 dan akan dilakukan rutin dua hari sekali, dengan kapasitas sekali dropping sebanyak 2000 liter di tiap titik.

Mundir menambahkan, saat ini ada sejumlah desa lain yang berpotensi mengalami krisis air bersih jika kemarau masih panjang.

Ali Bustomi