JEPARA (SUARABARU.ID)- Ribuan orang memadati halaman Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Masalikil Huda Tahunan untuk mengikuti peringatan malam puncak Hari Lahir (harlah) madrasah yang ke- 92 dan Haul Masyayikh, Senin (15/5/2023).

Rais A’am PBNU KH. Miftachul Ahkyar bersama Ketua Tanfizdiyah PCNU Jepara KH. Charis Rohman. (Foto: Nurika)

Seperti diketahui, acara puncak harlah Masalikil Huda yang ke- 92 ini adalah rangkaian acara yang sebelumnya di awali dengan kegiatan lomba-lomba antar sekolahan.

Acara yang bertajuk “Masalikil Huda Bersholawat” ini dihadiri Rais A’am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Miftachul Akhyar dan Habib Muhammad bin Salim. Hadir pula Rais Syuriyah dan Ketua Tanfizdiyah PCNU Kabupaten Jepara, Rais Syuriyah dan Ketua Tanfizdiyah MWC NU Tahunan, Forkopimda, serta Ketua Umum YPI Masalikil Huda H. Adri Abdurrahman beserta jajaran pengurus.

Di hadapan ribuan jamaah, KH. Miftachul Akhyar memperingatkan bahwa zaman fitnah sudah sangat meresahkan dan sangat melekat seperti pakaian.

“Orang tua menghabiskan masa tuanya dengan fitnah, anak-anak muda tumbuh dalam fitnah. Bahkan saat ini, manakala ada ulama yang mengajak untuk meninggalkan fitnah malah dituduh bid’ah”, kata Kiai Miftachul Akhyar dalam tausiyahnya.

Lebih lanjut Kiai Miftachul Akhyar mengatakan, jika fitnah diibaratkan seperti pakaian yang melekat, maka keseharian kita akan dipenuhi dengan fitnah. Hal ini seperti yang pernah didawuhkan oleh Sohabat Abdullah bin Mas’ud pada masa awal-awal Islam.

“Manakala ulama’-ulama’nya banyak yang sudah meninggal dunia, maka yang muncul adalah orang-orang ‘bodoh”. Bodoh dalam memahami agama, bodoh dalam menyikapi hidup, meskipun gelarnya berderet-deret”, lanjut Kiai Miftah.

Kiai Miftah juga mengingatkan bahwa pendiri Madrasah Masalikil Huda, KH Abu Syuja’ telah mempersiapakan sebuah lembaga pendidikan agama Islam yang sangat baik untuk menuntut ilmu. Acara kemudian ditutup dengan lantunan sholawat yang dibawakan oleh Habib Muhammad bin Salim beserta grup rebananya.

ua