WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Wonogiri Pimpinan Ketua Ali Mahbub, Selasa (14/2), me-launching aplikasi ‘Jarimu Awasi Pemilu” dan Posko Kawal Hak Pilih (KHP).
Acara ini, dikemas dalam event ”Siaga Pegawasan Satu Tahun Menuju Pemilu Serentak 2024.” Digelar di Kantor Bawaslu Komplek Perum PBS Lingkungan Donoharjo, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.
Ikut hadir, Kepala Kesbangpol dan Kepala Satpol-PP yang masing-masing diwakili Sunarso dan Eko, bersama para Ketua Panwaslu Kecamatan se Kabupaten Wonogiri, perwakilan dari Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan dari Komunitas Difabel. Komisioner KPU Wonogiri, Pradika Harsanto, hadir memberikan sambutan.
Tampil memimpin deklarasi Empat Siap, Anggota Bawaslu Wonogiri, Joko Wuryanto. Pertama, siap mewujudkan Pemilu aman, damai, bersih dan bermartabat. Kedua, siap menjadi pengawas Pemilu partisipatif. Ketiga, siap menolak politik uang, berita hoax dan isu Sara. Keempat, siap mendukung suksesnya Pemilu serentak Tahun 2024.
Terobosan
Anggota Bawaslu Wonogiri, Isnawati Sholihah, menyatakan, aplikasi ”Jarimu Awasi Pemilu” adalah aplikasi komunitas digital pengawasan partisipatif. ”Dibuat sebagai percepatan pertukaran informasi, edukasi, literasi ke-Pemilu-an,” tegas Isnawati. Ini, tambahnya, merupakan terobosan dan sekaligus inovasi dalam mengikuti perkembangan zaman.
Komunitas digital, hadir sebagai solusi dalam melakukan pertukaran informasi, edkukasi dan literasi pengawasan, untuk memberikan respon cepat terhadap disinformasi isu-isu Pemilu.
Dalam komunitas digital, sahabat Bawaslu dapat mengadukan konten di media sosial (Medsos) yang mengandung dugaan pelanggaran. Pengaduan yang disampaikan, menjadi informasi awal bagi Bawaslu dalam penanganan disinformasi, kampanye hitam, politisasi Sara dan ujaran kebencian.
Menurut Isnawati, serangkaian tahapan telah dilakukan Bawaslu Wonogiri dalam pelaksanaan pengawasan Pemilu serentak 2024. Seperti telah merekrut sebanyak 75 Panwaslu Kecamatan, 294 pengawas tingkat Desa/Kelurahan, sosialisasi pengawasan partisipatif.
Juga melakukan kerjasama melalui Mou dengan Perguruan Tinggi (PT) dan Kelompok Masyarakat, termasuk dengan Kaum Difabel. Membentuk mitra-mitra Bawaslu, membentuk 35 Desa Antipolitik Uang, melakukan sosialisasi termasuk menggelar kegiatan Bawaslu Goes to School ke Sekolah Lanjutan Atas (SLA) yang memiliki potensi pemilih pemula.
Bambang Pur