blank
Kesehatan para pelari yang mengikuti even Borobudur Marathon, dipantau secara serius oleh tim kesehatan. Foto: bormar

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Tim medis gabungan dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang, diturunkan untuk memantau jalannya lomba lari Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng, yang akan berlangsung di Taman Lumbini, Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu-Minggu (12-13/11/2022) mendatang.

Muhammad Thorik, anggota panitia Borobudur Marathon (Bormar), menyebutkan, setidaknya ada 24 tenaga kesehatan gabungan yang terdiri dari dokter dan perawat, yang akan diterjunkan untuk turut mengawal jalannya lomba. Tim medis juga diperkuat dengan dokter fisioterapi.

”Pada lomba half marathon yang diikuti 5.000 peserta, pada Minggu (13/11/2022), kami menyiapkan delapan titik water station. Tiap titik ada satu ambulans bersama tiga tenaga medis yang dipimpin seorang dokter, guna mengantisipasi kemungkinan adanya cedera atlet,” kata Thorik dalam keterangannya di Semarang, Rabu (9/11/2022).

BACA JUGA: Ranperda RTRW Jepara Masuk dalam Program Pembentukan Peraturan Daerah 2023

Ditambahkan dia, kemungkinan cedera karena terjatuh pada peserta lomba, butuh penanganan tim medis secara cepat, agar risiko lebih fatal dapat dicegah. Terlebih lagi, cuaca ekstrem seperti panas yang menyengat atau pun hujan deras, selalu membayangi para pelari.

Sedangkan untuk nomor marathon, peserta menggunakan rute nomor lari 10 km pada Bormar 2019 lalu. Di sini, panitia menyediakan empat titik water station, karena runner berlari menggunakan sistem looping atau memutar sebanyak empat kali. Pada nomor Young Talent, disediakan dua water station.

Bormar sendiri menggelar tiga mata lomba, yaitu Elite Race nomor marathon dan Young Talent 10 km pada Sabtu (12/11/2022), dilanjutkan keesokan harinya Tilik Candi, dengan menggelar nomor half marathon.

BACA JUGA: Ratusan Napi Lapas Semarang Ikuti Salat Gerhana Bulan

Panitia lainnya, Lukminto Wibowo menambahkan, pada perkembangan terakhir, jumlah peserta Elite Race yaitu 36 runners, yang terdiri dari 25 pelari putra dan 11 peserta putri. Mereka adalah atlet Nasional, yang sudah mendapatkan rekomendasi dari PB PASI.

Sedangkan untuk Young Talent Race sebagai ajang pembinaan atlet Nasional, diikuti 30 pelari muda usia di bawah 18 tahun.

Pria yang akrab disapa Luki ini menyampaikan, faktor kesehatan menjadi prioritas utama dalam setiap pelaksanaan Bormar. Bahkan pihak panitia mengadakan acara carbo-loading, atau peningkatan asupan karbohidrat bagi para peserta marathon, guna meningkatkan kadar glikogen dalam otot, sehingga para pelari mendapat cukup tenaga saat berlari, dan mampu menyelesaikan marathon hingga ke garis finish.

BACA JUGA: Polisi Diminta Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Mahasiswa PT Swasta Kota Semarang

Luki sendiri berharap, Bormar tahun ini yang digelar offline setelah dua tahun melalui daring dan hanya menggelar nomor marathon, mampu mengembalikan even Bormar sebagai ajang lari yang mampu menggerakkan nilai ekonomi, dan sebagai sarana pembinaan calon atlet masa depan Indonesia.

”Semoga di Bormar nanti, para runner bisa meraih Personal Best-nya. Lebih dari itu, harapan kami ke depan, juara lari Nasional bahkan SEA Games, adalah para pelari yang ditempa di Borobudur Marathon,” pungkasnya.

Riyan