SEMARANG (SUARABARU.ID) – Ratusan narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang mengikuti salat gerhana bulan yang berlangsung di Masjid At-Taubah pada Selasa (8/11/2022).
Kalapas Semarang, Tri Saptono Sambudji mengatakan, ajakan salat sunah gerhana bulan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk pembelajaran kepada narapidana.
“Kita tingkatkan iman dan takwa, apalagi ini fenomena alam yang menunjukkan kebesaran sang pencipta,” tuturnya, Rabu (9/11/2022)
Diharapkan para narapidana bisa menjadi manusia baru dengan mempertebal iman, menjaga tata tertib Lapas, melaksanakan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya.
Kalapas juga mengajak narapidana untuk selalu memohon ampunan dan mohon kekuatan dalam menjalani kehidupan di Lapas dan setelah bebas nanti.
Sementara itu dalam salat gerhana bulan di Lapas dilakukan secara berjamaah yang dipimpin oleh Ustadz Amin Farih.
Dalam khutbahnya, Ustazd Amin menyampaikan hukum salat gerhana bulan adalah sunnah muakkadah atau salat sunah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang mana tata cara salatnya pun berbeda dengan salat sunah lainnya.
Menurutnya, gerhana hanya suatu pertanda kebesaran dan kekuasaan sang pencipta yang memberi banyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya.
“Allah SWT yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya, sehingga keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan,” ungkap Ustadz Amin.
Ustadz Amin mengimbau para jamaah untuk menghindari perbuatan maksiat dan perbuatan yang akan merugikan diri sendiri dan lingkungan.
”Mari bersama maknai kejadian alam yang langka ini dengan bijaksana. Tentunya dengan lebih mensyukuri karunia Allah SWT bersama ciptaannya,” tukasnya.
Ning Suparningsih