SEMARANG (SUARABARU.ID) – Di Kota Semarang, ada sejumlah tempat peninggalan bersejarah, salah satunya Museum Ranggawarsita Abdulrahman Saleh Semarang, Jawa Tengah.
Museum yang terletak di Jalan Abdurrahman Saleh No. 1 Kalibanteng Kulon Kota Semarang ini berjarak kurang lebih 3 kilometer dari Tugumuda. Untuk menuju ke museum ini bisa dijangkau dengan transportasi umum maupun pribadi.
Dilansir dari Seputarsemarang.com, Museum Ranggawarsita merupakan museum terlengkap di Semarang. Museum ini memiliki koleksi sejarah, alam, arkeologi, kebudayaan, era pembangunan dan wawasan nusantara.
Diketahui, nama Ranggawarsita diambil dari nama salah satu pujangga Indonesia yang terkenal dengan hasil karyanya dalam bidang filsafat dan kebudayaan.
Museum Ranggawarsita sendiri menempati luas tanah 1,8 hektare, dimana setiap harinya dibuka untuk umum pada pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.
Museum Ranggawarsita mempunyai koleksi berjumlah 59.802 buah yang terbagi dalam 10 jenis, antara lain geologi, biologi, arkeologi, historika, filologi, numismatic, heraldika, kramologika, teknologika, ethnografika dan seni rupa.
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita merupakan sebuah aset pelayanan publik di bidang pelestarian budaya, wahana pendidikan dan rekreasi. Pendirian museum pertama kali dirintis oleh proyek rehabilitasi dan permuseuman Jawa Tengah pada tahun 1975, dan secara resmi dibuka oleh Prof Dr. Fuad Hasan pada Juli 1989.
Sementara itu untuk harga tiket masuk Museum Ranggawarsita sendiri, dewasa Rp 4.000 dan anak-anak Rp 2.000.
Berdasarkan sumber dari museumindonesia.com, Museum Jawa Tengah Ronggowarsito ini dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana penunjang, sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung.
Fasilitas tersebut antara lain 4 gedung pameran tetap, masing-masing terdiri dari 2 lantai, dan satu ruang koleksi emas.
1. Gedung A lantai 1 berisi galeri geologi dan lantai 2 ada galeri paleontologi.
2. Gedung B lantai 1 berisi peninggalan dari peradaban Hindu-Buddha. Budaya yang berasal dari pengaruh Hindu-Buddha dari India sering juga disebut peradaban klasik. Peradaban tersebut datang secara bergelombang, bermula dari awal tarikh Masehi, dan membawa tiga perubahan besar bagi masyarakat lokal yaitu mengenal ajaran Hindu-Buddha, mengenal sistem pemerintahan kerajaan, dan mengenal bentuk tulisan.
Sedangkan lantai 2 berisi peninggalan dari berbagai zaman peradaban. Di gedung ini menceritakan pada jaman batu, jaman perunggu, jaman besi, peradaban polinesia, peradaban Hindu-Buddha, jaman pengaruh Islam dan peninggalan jaman kolonial
3. Gedung C lantai 1 berisi galeri bersejarah perjuangan bersenjata. Sedangkan di lantai 2 berisi galeri koleksi teknologi dan kerajinan tradisional.
Ruangan ini dibagi menjadi beberapa bagian, mencakup ruang teknologi mata pencaharian, ruang teknologi industri dan transportasi, ruang teknologi kerajinan, dan rumah tinggal.
4. Gedung D lantai 1, berisikan galeri pembangunan. Galeri ini dikelompokkan kedalam ruang pembangunan, ruang numismatika dan heraldik, ruang tradisi nusantara, ruang intisari dan hibah.
Sementara di lantai 2 berisikan galeri kesenian. Galeri kesenian menampilkan koleksi benda dan peralatan kesenian, yakni seni pergelaran, seni pertunjukkan dan seni musik.
Ning Suparningsih