WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Usai melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 3 bulan dilanjutkan magang di Disperkimhub Wonosobo Jawa Tengah, 16 taruna Politehnik Transportasi Darat Indonesia Sekolah Tinggi Transportasi Darat (PTDI-STTD) dijemput dosen pendamping untuk kembali ke kampusnya.
Penyerahan kembali 16 taruna PTDI-STTD, dilakukan oleh Kepala Disperkimhub Kabupaten Wonosobo, Agus Susanto didampingi Sekretaris Disperkimhub Sulistyaningsih dan Pembina PKL Wahyu Edy Wiyono.
Perwakilan kampus, Guntoro Zain Maarif memaparkan, empat pokok usulan akhir yang masih erat kaitannya dengan permasalahan transportasi di Wonosobo meliputi angkutan, terminal, parkir dan keselamatan.
“Angkutan di Wonosobo perlu dilakukan penataan jaringan trayek agar tidak tumpang tindih dengan trayek lainnya. Penggabungan trayek dengan rute sama namun memiliki rute yang pendek dijadikan satu trayek utuh,” ujarnya.
Kondisi demikian, lanjut dia, akan mampu meningkatkan minat pelanggan angkutan. Pelaku transportasi dan penumpang sama-sama diuntungkan. Sebab tidak terjadi tumpang tindih angkutan dan penumpang terlayani dengan baik.
“Trayek yang sudah tidak beroperasi kemudian dilakukan analisis, akan dilakukan upaya atau usaha baik dari segi kinerja pelayanan, kinerja jaringan atau operator,” tuturnya.
Pengaturan Armada
Menurutnya, cara agar demand angkutan kembali diminati masyarakat, melalui kinerja operator, peremajaan armada dan perbaikan manajemen dari koperasi. Ketika penerapannya berhasil bisa diterapkan ke trayek lainnya.
“Terminal juga perlu pemantapan lokasi dengan mempertimbangkan syarat-syarat, seperti letak terminal yang tak boleh melebihi panjang trayek dan kepemilikan juga harus dilakukan perhitungan secara matang,” kata dia.
Zain, juga menyoroti soal parkir, di mana perlu studi lanjut terutama on street melalui pertimbangan lebar jalan, kelas jalan, fungsi jalan, dan sudut parkir. Selain itu, keselamatan juga perlu dievaluasi secara geometrik terhadap ruas jalan serta manajemen kecepatan guna mengurangi tingkat kecelakaan.
“Tambahkan prasarana berupa rambu-rambu sebagai peringatan bagi pengendara. Sebab jalan raya yang minim rambu lalu lintas sangat berbahaya bagi pelaku transportasi maupun para penumpang,” pungkasnya.
Muharno Zarka