KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Tradisi Puputan dilakukan keluarga pasangan Panji Bangun Pratama dan Novila R Fajri warga Dusun Bojong, Desa Wringinputih, Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu malam 19 Februari 2022. Puputan itu untuk menandai tali pusar bayi sudah lepas.
Acara malam itu dipadukan dengan tasyakuran dan aqiqoh putra pertamanya yang diberi nama Madelyn Jacinda Olcay.
Acara bernuansa agamis itu dipimpin Modin setempat, Abdul Syukur. Dihadiri para tetangga. Dibarengi pula dengan memangkas rambut bayi dengan nama panggilan Cinda itu.
Aqiqoh adalah memotong kambing yang dagingnya untuk lauk selamatan. Sesuai kaidah Islam, bagi pemilik anak perempuan wajib memotong seekor kambing.
“Ini acara tasyakuran atas anugerah mendapat anak pertama pasangan Mas Panji dan Mbak Novi. Sekaligus aqiqoh dan ngeriki rambut anak perempuannya,” kata Modin.
Dalam acara itu dibacakan surat-surat Al Barzanji oleh beberapa orang, secara bergantian. Itu ditirukan peserta acara tersebut.
“Semoga anak yang dipuputi akan menjadi anak yang sholihah. Nama yang diberikan semoga menjadi doa agar selalu mendapatkan
kesehatan, derajat yang luhur, hormat kepada orang tua,
taat beragama, serta bermanfaat bagi bangsa dan negara,” katanya.
Membaca Al Barzanji yang cukup memakan waktu menjadikan acaranya berlangsung satu jam lebih. Kendati demikian acara sakral itu tetap berlangsung dengan runtut. Peserta bisa mengikuti acara dengan khidmat hingga selesai.
Sementara itu dalam moment memangkas rambut bayi, sang bayi digendong oleh kakeknya, Gunantara. Pada saat yang sama sang bayi dipayungi oleh bapaknya, Panji.
Urutan tradisi warga setempat, biasanya setelah potong rambut, bayi dibawa berjalan keliling melewati depan seluruh peserta acara, untuk dikenalkan kepada warga setempat. Namun karena tengah berlangsung pandemi Covid-19, acara itu tidak dilakukan. Seusai rambutnya digunting oleh Modin, bayi kemudian dibawa masuk ke kamar.
“Kalau sudah dilakukan selamatan bayi rasanya sudah mantap,” kata nenek bayi, Eem.
Eko Priyono