JAKARTA (SUARABARU.ID)– Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerja sama dengan PT Astra International, menggelar Safari Jurnalistik di Lantai 4 Sekretariat PWI Pusat, Gedung Dewan Pers Jakarta, yang diikuti lebih dari 400 wartawan di seluruh Indonesia, secara daring, Kamis (2/9/2021).
Safari Jurnalistik kali ini adalah kelompok (batch) kedua di tahun 2021, setelah sebelumnya dilaksanakan pada Agustus lalu. Di batch kedua ini, menghadirkan keynote speaker Dirjen Informasi dan Kebijakan Publik Kominfo RI Usman Kansong.
Narasumber lain dalam Safari Jurnaistik kali ini adalah, Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat yang juga Pemred sariagri.id Nurjaman Mochtar dan Penanggung Jawab kumparan.com, Arifin Asydhad, dengan moderator Ahmed Kurnia Soeriawidjaja selaku Direktur Safari Jurnalistik PWI Pusat.
BACA JUGA: Kasus Lelang IBS, Komisi D Khawatirkan ADA Gugatan Balik dari Pemenang Tender
Dalam webinar yang mengangkat tema, ‘Masa Depan Media Pascadigitalisasi Televisi dan Era 5G’ dengan sub topik ‘Kiat Membesarkan Portal Berkelas Juara’, Dirjen IKP menekankan, soal bagaimana menggunakan teknologi dengan tepat dan benar.
Dia juga menyampaikan, bagaimana melalui teknologi informasi kita mampu mengorkestrasi dan menggerakkan harmoni komunikasi publik pemerintah, agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
”Saya kira tantangan kita di era digital ini adalah, bagaimana memerangi apa yang sering kita dapatkan yakni yang kita sebut hoaks, disinformasi, dan malinformasi, yang tentu saja ini harus kita perhatikan melalui berbagai program dan berbagai langkah,” ujar Usman Kansong.
BACA JUGA: Polwan Polres Blora Rayakan Ulang Tahun dengan Doa Bersama Anak-Anak Panti Asuhan Darul Hadlonah
Dirjen IKP juga menjelaskan, salah satu ikhwal penting dalam orkestrasi komunikasi publik adalah, dengan mencegah beredarnya hoaks maupun kabar bohong, dengan melakukan literasi digital.
Untuk itu dia menegaskan, komitmen menjaga ruang digital dari berbagai konten negatif, salah satunya menuntut tanggung jawab dan kontribusi dari platform digital di Indonesia.
Pada sisi lain, Usman Kansong yang mewakili Kementerian Komunikasi dan Informatika itu mengingatkan, pentingnya beralih ke televisi digital. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang masih belum memahami perubahan teknologi siaran televisi terestrial dari analog ke digital, yang secara bertahap akan dimulai tahun depan.
BACA JUGA: Kolonel Nav Sudaryanto Jabat Komandan Setukpa Lanud Adi Soemarmo
Saat ini masih banyak masyarakat yang mengira, siaran televisi terestrial digital adalah sama dengan siaran televisi kabel atau layanan streaming.
”Siaran televisi digital ini bukan streaming lewat gawai, bukan televisi berlangganan, bukan TV box yang harus terhubung ke internet. Siaran televisi digital ini tetap terestrial, free to air, tapi menggunakan sistem digital,” kata Usman.
Menurut dia, kata ‘free to air’ atau gratis, artinya tidak perlu biaya langganan. Berbeda dengan televisi kabel atau televisi berbayar.
BACA JUGA: Rencana Renovasi Masjid Baiturrahman Semarang Bikin Ganjar Baper
Migrasi siaran televisi terestrial dari analog ke digital, menurut Usman adalah sebuah keharusan, seperti perkembangan jaringan dari 4G ke 5G.
Pemerintah beberapa waktu lalu sudah mengumumkan perubahan jadwal penghentian siaran televisi terestrial analog atau analog switch off, tahap pertama dari semula 17 Agustus 2021 menjadi 30 April 2022.
Sementara itu pembicara lainnya, Nurjaman menyampaikan, saat ini platform media digital berkembang sangat pesat, seiring berkembangnya teknologi dan juga dengan kehadiran platform lain yang semakin banyak. Ini yang mengharuskan media tampil kreatif dan inovatif.
BACA JUGA: Babinsa Dan Babinkamtibmas Dampingi Pengawas Dalam Rangka Visitasi SMPN 1 Tempuran
”Salah satu kunci untuk tetap bertahan adalah beradaptasi, dengan mengikuti kemajuan dunia digital. Apalagi saat era teknologi 5G telah mulai diaplikasikan,” imbuh Nurjaman.
Sebelumnya, Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari mengungkapkan, kegiatan Safari Jurnalistik batch 2 ini merupakan agenda rutin PWI, untuk menambah wawasan wartawan mengenai jurnalistik, terutama terkait tantangan yang harus dihadapi media di era 5G, dan beralihnya televisi dari analog ke digital.
Dia berpesan pada para pengelola media dan jurnalis, untuk selalu adaptif terhadap kemajuan zaman. Sembari terus menjaga profesionalisme dalam bekerja, apalagi tahun ini dihadapkan dengan tahun politik.
BACA JUGA: Ngantor di Desa Lagi, Bupati Kudus Pastikan Pelayanan Publik Lancar
”Dengan mengikuti Safari Jurnalistik ini, wartawan atau jurnalis perlu juga untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya di era digital,” ucap Atal.
Narasumber lainnya, Pemred kumparan.com, Arifin Asydhad menyampaikan, bagaimana membuat media online dapat bertahan dan menjadi salah satu portal berita yang bagus.
Menurutnya, jika ingin membangun media yang besar, maka sejak awal harus konsisten mengatur langkah dan strategi, untuk menjadi besar.
BACA JUGA: Rumah Siswanto Dirobohkan Prajurit Kodim
”Konsisten dengan visi dan misi media Anda. Kualitas dan kredibilitas konten tidak boleh dinegosiasikan, harus tetap tinggi,” ungkap dia.
Selain itu, imbuh Arifin, page view bukanlah segalanya. Jangan menjadi media yang mengejar klikbait, yang mengakibatkan media hanya menjadi pencuri konten dan mengutip media sosial. Hal itu secara tidak langsung akan menurunkan kualitas media, sekaligus kualitas jurnalisme Indonesia.
Pada bagian lain, Head of Corporate Communication PT Astra International, Boy Kelana Soebroto, menyambut baik kerja sama dengan Sekolah Jurnalis PWI ini.
BACA JUGA: Ini Tiga Kesepakatan Cinta Damai Ormas Jepara
Menurutnya, Safari Jurnalistik ini menjadi bentuk dukungan dan komitmen PT Astra Internasional, untuk ikut meningkatkan wawasan dan profesionalisme wartawan Indonesia.
”Kami berharap, kerja sama seperti ini dapat terus berlangsung, termasuk kerja sama di bidang pendidikan, dimana PT Astra Internasional telah membuka beasiswa bagi mahasiswa untuk kuliah di kampus yang telah kami dirikan, Politeknik Manufaktur Astra,” tutur Boy.
Riyan