blank
Ganjar Berbincang-bincang dengan anggota Paskibraka Jateng, yang merupakan siswa-siswi terpilih, setelah melalui seleksi dari Badan Pembinaaan Ideologi Pancasila. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ada kisah lucu saat pengukuhan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Jateng, akhir pekan lalu. Salah satu anggotanya, ternyata adalah “anak mama”.

Namanya Bisma Aryaguna, wakil dari Kabupaten Sragen. Pelajar SMAN 3 Sragen itu mendadak dipanggil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke depan, usai acara pengukuhan.

Awalnya Ganjar ngobrol dengan sejumlah anggota Paskibraka. Ganjar menanyakan suka duka menjadi anggota Paskibraka pada mereka. Ternyata, ada pelatih yang menyampaikan ada anak yang tidak bisa cuci baju dan kebingungan saat awal karantina.

BACA JUGA: Empat Putra Mangkunegoro IX Melepas Keberangkatan Jenazah Ayahandanya

”Ada yang susah pak, nyuci baju saja tidak bisa,” kata pelatih.

Ganjar pun tertarik pada kisah itu. Lalu dia menanyakan siapa di antara anggota Paskibraka yang tidak bisa cuci baju. Di barisan belakang, salah satu anggota angkat tangan.

”Ada tho, ayo sini kamu, wah ini ada “anak mama” jadi anggota Paskibraka,” canda Ganjar.

BACA JUGA: Ekspedisi Kemerdekaan, LAZiS Jateng Salurkan Bantuan untuk 760 Veteran dan Yatim

Kepada Ganjar, Bisma menceritakan awal masuk karantina Paskibraka Jateng. Saat itu, semua harus disiplin dan mandiri, termasuk harus cuci baju sendiri.

”Siap, saya tidak bisa cuci baju pak. Tidak pernah diajarkan. Sejak kecil sampai sekarang semuanya sudah ada yang mengurusi. Kalau di rumah tidak pernah cuci baju, tinggal masukkan ke mesin cuci,” jawab Bisma.

Namun karena tak ada mesin cuci di tempat karantina Paskibraka, Bisma cukup kerepotan. Untung teman sekamarnya mau mengajarkan padanya cara mencuci baju secara manual.

BACA JUGA: Puluhan Lapak Pemulung Terbakar, Tiga Orang Tewas

”Saya diajari teman saya, sekarang sudah bisa pak. Sekarang saya sudah biasa mandiri, bisa cuci baju sendiri,” jawabnya.

”Hebat. Bisma punya adik tidak? Besok waktu pulang adiknya diajarin cara cuci baju ya,” ucap Ganjar, dijawab siap oleh Bisma dengan tegas.

Selain kisah Bisma, ada juga kisah Aulia Kartika Putri dari Boyolali. Kepada Ganjar, Aulia mengatakan pernah dihukum memakai kalung tulang ayam, karena tidak disiplin membersihkan kamar.

BACA JUGA: Gending Ketawang Melepas Keberangkatan Jenazah KPAA Mangkunegoro IX

”Rasanya malu pak, soalnya memperlihatkan keburukan saya di depan orang lain. Dari situ saya belajar bagaimana harus lebih disiplin lagi menjaga kebersihan, dan lebih pintar memanajemen waktu dengan baik. Intinya siap menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar menyampaikan, menjadi anggota Paskibraka bukan hanya soal mengibarkan bendera. Namun menjadi anggota Paskibraka juga menjadi ajang untuk melatih disiplin, kemandirian serta nilai-nilai kebangsaan.

”Adik-adik semuanya ini adalah anak-anak hebat dan terpilih. Kalian telah melalui seleksi yang panjang dan tidak mudah. Saya ingatkan, ini bukan hanya untuk jadi petugas pengibar bendera, tapi ada nilai-nilai yang adik-adik dapat dalam proses ini,” ungkapnya.

BACA JUGA: Ny Diana Listyo Sigit Dikukuhkan Jadi Ibu Asuh Yatim Piatu Terdampak Covid-19

Untuk itu, Ganjar menyatakan, proses seleksi Paskibraka Jateng tahun ini agak berbeda. Dalam proses seleksi, Ganjar menggandeng Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), untuk menguatkan ideologi mereka.

”Saat ini bangsa kita berada pada situasi yang tidak mudah. Yang dibutuhkan adalah persatuan, agar tidak terpecah belah. Pada 2045 nanti, saya yakin kalian adalah para pemimpin bangsa. Kalian harus mempersiapkan diri, karena tantangan ke depan luar biasa, baik tantangan ideologi, pornografi dan narkotika,” pungkasnya.

Riyan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini