SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pertanian melirik budi daya daun talas untuk menjadi salah satu komoditas ekspor ke luar negeri.
Atas potensi tersebut Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, meminta Dinas Pertanian Kota Semarang untuk giat melakukan sosialisasi kepada para petani di Semarang, terkait potensi ekonomi dari tanaman talas.
Dengan begitu diharapkan para petani dapat bergerak bersama mendukung ketersediaan daun talas dari Kota Semarang untuk diekspor.
“Jadi yang diekspor adalah daun talas kering yang sudah dirajang untuk bahan baku minuman herbal. Kemarin salah satu perusahaan yang ada di Kota Semarang sudah mulai ekspor 3,6 ton daun talas ke Australia,” katanya.
Dengan perkiraan nilai ekspor per kilogram sekitar tiga dolar, diharapkan daun talas dapat menjadi salah satu komoditi yang dapat berkontribusi mendongkrak perekonomian Kota Semarang.
Apalagi pasar ekspor daun talas yang sudah dikeringkan tersebut masih terbuka lebar, salah satunya ke Australia dan Amerika, sehingga potensinya masih sangat besar untuk dikembangkan.
Untuk itu Hendi mengharapkan lahan di Kota Semarang yang belum produktif bisa dimanfaatkan untuk ditanami talas.
“Dari informasi yang saya dapat, kebutuhan pasokan daun talas kering untuk di Australia dan Amerika bisa mencapai 10 kontainer per minggunya, sehingga potensinya masih besar untuk dikembangkan,” ungkap Wali Kota Semarang itu.
Menurut data Dinas Pertanian Kota Semarang, di Kota Semarang sendiri masih ada 2.300 ha lahan pertanian produktif. Dari jumlah tersebut, Dinas Pertanian Kota Semarang kemudian giat melakukan sosialisasi terkait potensi tanaman talas ini.
“Khususnya daun talasnya yang untuk ekspor. Sehingga harapannya sedulur – sedulur yang masih memiliki lahan pertanian dapat ikut membudidayakan talas, karena nilai ekonomisnya tinggi,” tekan Hendi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, mengungkapkan memang masih ada beberapa lahan di wilayah Ibu Kota Jawa Tengah yang masih kurang produktif, sehingga bisa dimaksimalkan untuk membudidayakan tanaman talas.
Dirinya juga menegaskan telah terhubung dengan eksportir daun talas tersebut, untuk mulai bulan depan bersama – sama mengenalkan potensi tanaman talas kepada para petani.
“Tanaman talas ini tidak membutuhkan perawatan yang rumit, dan bisa dipanen berkali – kali. Saya juga sudah bicara dengan eksportir untuk bulan kita mulai bisa mengenalkan tanaman ini kepada para petani,” kata Hernowo.
Dirinya berharap, dengan adanya kebutuhan pasar yang masih cukup besar atas komoditas ini, petani di Kota Semarang semangat untuk ikut berkontribusi mengambil peluang ini, yaitu dengan turut mengembangkan budi daya tanaman talas ini.
Hery Priyono