WONOGIRI (SUARBARU.ID) – Pasar Kota (Paskot) Wonogiri Kota dibangun tiga lantai, diresmikan oleh Gubernur Jateng Mardiyanto Tanggal 14 Oktober 2003. Pembangunannya berlangsung saat Begug Poernomosidi menjadi Bupati Wonogiri (2000-2010), setelah pasar tradisional tersebut sebelumnya musnah kebakaran.
Di era Bupati Joko Sutopo (2014-2024) yang mencanangkan salah satu visi misi-nya Apik Pasare (baik pasarnya), melakukan beberapakali pemugaran dan penyempurnaan. Sesuai harapannya, Paskot Wonogiri yang di zamannya menjadi pasar tradisional termegah di Provinsi Jateng tersebut, dapat tumbuh menjadi pusat keramaian publik dengan segala dimensinya. Yakni tidak sekedar sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli.
Juga tidak sekadar menjadi tempat berbelanja aneka kebutuhan pokok (pangan sandang). Tapi pasar tradisional yang ikonik tersebut, sekaligus dapat tumbuh sebagai tempat rekreasi, menjadi destinasi wisata, setidak-tidaknya menjadi sasaran pelancong dari luar kota yang ingin membeli aneka oleh-oleh khas Wonogiri. Sambil berbelanja, pengunjung dapat jajan aneka kuliner, makan dan minum di pasar yang kental nuansa tradisionalnya.
Sejumlah instansi pemerintah sering memakai halaman Paskot Wonogiri untuk menggelar upacara pencanganan program dan gerakan massal. Seperti upacara pencanangan penanggulangan kebersihan untuk lomba Adipura, penanganan penanggulangan Covid-19. Para relawan siaga bencana dan dari Search And Rescue (SAR) serta Linmas (Perlindungan Masyarakat), pernah berlatih ketrampilan naik turun bangunan bertingkat menggunakan tali tambang di Paskot Wonogiri.
Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Wonogiri Pimpinan Wahyu Widayati, secara berkala menggunakan Paskot untuk tempat pemberian layanan Tera Ulang model jemput bola secara gratis. Yakni memberikan kemudahan dalam memeriksa (cek) akurasi timbangan para bakul.
Kuliner Komplet
Tata letak Paskot strategis, menyatu dengan terminal Angkot, terminal Angkudes dan terminal Bus Trans (Wonogiri-Solo), serta berdekatan dengan Stasiun Kereta Api (KA). Ini menjadi nilai lebih, untuk menyambut penumpang KA Batara Kresna (Solo-Wonogiri) maupun penumpang dari Bus Trans, yang ingin rekreasi belanja aneka jajanan. Sisi barat Paskot (depan stasiun KA), ada Warung Makan ‘Bu Bet’ yang legendaris. Menjajakan menu khas lontong opor, nasi pecel dan sambel goreng.
Di dalam pasar, banyak dijumpai warung makan dengan aneka menu, bakso, mie ayam, tongseng, soto, dawet (minuman tradisional). Juga dijajakan aneka busana, kain destar ikat kepala, celana dan baju serta kaos Warok (seniman reog), pakaian kejawen (beskap, blangkon, jarik, stagen, sabuk, selop dan lain-lain) serta beragam baju celana fashion model terkini. Dijajakan pula beragam sandal dan sepatu aneka ukuran, komoditas arloji dan kacamata segala model. Sejumlah kios optik di pasar, juga memberikan pelayanan kuer kemampuan penglihatan indera.