JEPARA (SUARABARU.ID) – Cupu-Cupu Band kembali memberikan kado manis bagi masyarakat Jepara dalam memperingati Hari Jadi Jepara ke-472. Grup band papan atas Jepara ini meluncurkan album berjudul Dari Puisi yang berisi 11 lagu karya sastrawan Jepara.
Peluncuran album tersebut dikakukan Sabtu ( 10/4-2021) di Gedung Dewan Kesenian Jepara bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Jepara ke-472. Acara tersebut disamping diikuti oleh insan musik Jepara juga dihadiri Sekretaris Dispartabud Amin Ayahudi dan Ketua DKD Kustam Eka Jalu.
Peluncuran album Dari Pusisi tersebut didukung oleh Diskominfo, Dispartabud, DKD, Jepara TV SMKN 3 Jepara, Bossas Teater pimpinan Ngateman Bagus, duo MC Khoirul Huda Heru – Mirawati Imsela, recording Abas Ryan, sound system pimpinan Qodir Js, kesekertariatan Aminan Basyarie dan seksi sibuk pimpinan Ompong Rastasky.
Sementara dokumentasi Kanal Budiarto, Mime jepara Joyo Sastro,canvas on stage Budi Karya serta nanagement Cupu-Cupu Bang Udien. Untuk pengisi acara Okki Jokki Yusuf Arfian Mario Mogot Roy Adhy Dharmawan Slank Alasroban Albert Hermanto Thomas Benny Kurniawan Eris Azhari Wiwik Handayani dan juga sejumlah musisi Jepara.
Cupu-Cupu Band yang saat ini diawaki oleh Busrobolo-bolo, Slenk, Eswal, Himan dan Caplin ini membawakan 11 lagu yang digarap dari puisi karya Aminan Basyari, Eswal-Busro, almarhum Ali Masudi Dec, Alie Emje, Lerly Metawati, Untung Sugiyarto, Udik Agus DW dan Hendro Martojo.
Grup Band ini setidaknya telah menghasilkan 4 buah album. Pada tahun 2009 album pertama Cupu-Cupu berjudul Piknik Kecil yang berisi 10 lagu puisi karya pujangga Jepara. Album kedua berisi lagu lagu berbahasa Jawa. Sementara album ketiga berjudul Mlaku-Mlaku Neng Jeporp yang bercerita tentang tempat tempat indah Jepara.
Bermula dari keisengan “mencuri” puisi berjudul Lembayung yang ada dalam antologi puisi Kesaksian Rumput karya Hendro Martojo akhirnya membuat Cupu-Cupu Band ketagihan hingga sekarang.
Hampir semua lagi yang diciptakan memiliki sentuhan sastra yang kuat. Sebagian besar syair lagu mereka adalah karya para santrawan Jepara yang tergabung dalam Kelompok Studi Sastra Jepara (KSSJ). “Lagu yang bagus harus ada sentuhan sastra. Kami lahir dari rahim KSSJ,” ujar Achmad Busro Bolo-Bolo salah satu pendiri Cupu-Cupu Band.
Ia lantas mengisahkan awal pilihan musik yang dijalani dengan setia hingga saat ini. Kisah itu berawal tahun 2009 ketika dua orang personil Cupu-Cupu mendapat undangan dari Hendro Martoyo yang kala itu menjadi bupati.
“Waktu itu beliau ulang tahun. Saya dan Eswal lantas berfikir untuk mencoba memberi sesuatu yang berbeda Eswal punya ide “mencuri” puisi karya pak Hendro Martoyo yang ada dalam buku konosi Kesaksian Rumput yang berjudul Lembayung.,” ujarnya
Kemudian kita kulik puisi itu bersama. “Maka jadilah lagu Lembayung yang menjadi kado istimewa untuk ulang tahun beliau. Suasana haru biru setelah lagi itu dibawakan. Kemudian beliau bercerita tentang puisi itu,” papar Busro.
Ternyata puisi Lembayung itu yang ditulis di senja hari adalah “curhat” Pak Hendro kepada Tuhan karena banjir dan tanah longsor yang terjadi di Jepara. “ Harapannya doa rakyat Jepara agar musibah-musibah tersebut berakhir,” kenang Busro.
Hadepe – Busrobolobolo