KUDUS (SUARABARU.ID) – Herda Helmijaya resmi dilantik menjadi Pj Bupati Kudus menggantikan Hasan Chabibie, Senin (13/1). Direktur Pendaftaran dan Pelaporan LHKPN KPK RI ini diambil sumpah jabatannya oleh Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana di Gedung Gradika Bhakti Praja Propinsi Jawa Tengah.
Usai pelantikan, Herda Helmijaya langsung bertolak menuju Kudus. Bersama rombongan, Herda tiba di pendapa Kabupaten Kudus sekitar pukul 17.00 WIB.
Didampingi isteri, Hersa kemudian masuk ke pendapa Kabupaten dan disambut oleh sejumlah pimpinan OPD yang ada.
Kepada wartawan, Herda mengaku tidak tahu banyak soal Kabupaten Kudus. Justru yang diingatnya soal Kudus adalah kasus korupsi yang menjerat mantan Bupati Kudus HM Tamzil pada tahun 2019 silam.
”Lah kan sudah ada di berita itu sampai dua kali. Ya kebetulan karena kantor kami yang menangani ya kita tahu lah, kalau yang lainnya saya belum tahu,” ujar Herda sembari tersenyum.
Herda juga menyebut kasus tersebut adalah korupsi jual beli jabatan. Dan dia mengetahuinya karena memang merupakan bagian dari pekerjaannya di KPK.
”Karena pekerjaan itu, kebetulan beberapa kabupaten dulu Satgas saya, Jawa Tengah itu dulu kalau nggak salah salah dua atau salah tiga gitu,” ujarnya.
Meski demikian, Herda menegaskan dirinya siap menjalankan tugasnya menjadi Pj Bupati Kudus yang baru. Entah berapapun jangka waktunya, ia akan siap melaksanakan tugas yang dibebankan padanya.
Mulai dari pengentasan kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja baru. Kemudian pengupayaan pertumbuhan ekonomi, pengentasan stunting dan menjaga laju inflasi.
”Saya selalu punya tiga prinsip, menjalankan perintah atasan asal tidak melanggar aturan, menyelaraskan target kami dengan program kerja pemerintah setempat dan juga menjaga hubungan baik dimanapun saya bertugas, ini akan kami jalankan di Kudus,” ungkapnya.
Saat prosesi pelantikan, Herda Helmijaya mendapat dua pekerjaan rumah (PR) dari Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.
”Untuk Kudus ada permasalahan, yakni pertumbuhan ekonomi di Kudus dan juga Inflasi yang tinggi,” kata Nana dalam sambutannya.
Pertumbuhan ekonomi di Kudus, sambung dia, dianggap masih terlalu kecil, pada triwulan ketiga, yakni sebesar 3,19 persen. Jumlah tersebut lebih kecil ketimbang Jawa Tengah yang mencapai 4,94 persen.
Kemudian Inflasi di Kudus juga dirasanya masih terlalu tinggi. Di mana pada 2024 kemarin Nana menyebut inflasinya berada di angka 1,71 persen, lebih tinggi dari Jateng yang hanya 1,67 persen.
”Karena itu kami minta para penjabat ini bisa mengkoordinasikan para pimpinan daerah untuk bahu membahu membangun daerahnya,” ungkap Nana.
Ali Bustomi